Membelai manik redup, serasa memahami kisah getaran sebuah jendela menembus ruang dimensi, merajut arti dalam kebisuan
Glaukoma menyerang, arsiran memucat tiba menghitung lingkaran kabut tebal menyelimuti pandangan
Menyanggah belahan tak jua kedip, melawan perang hati tanpa suara
Atma meronta ketika titik cahaya menjauh, hilang dalam misteri malam bermain ketidakpastian
Glaukoma, si pencuri kejernihan langit mata
Perlahan merembes bias kabut menghampiri terbersit titik bianglala
Sebuah dilema, meski buram membuncah harapan
Glaukoma pencuri cahaya di mata, merayap tanpa aba-aba, tak terlihat datangnya
Mengaburkan pandangan kedip dari tekanan bola mata
Menggerogoti diam-diam, merayap perih
Langit mata berembun berkabut putih, menemui siluet