Kisah restoran Wongso, di perempatan jalan melintasi roda
Mengharu biru menemukan peneduh bisu
Bertuah mengakali gerak-gerik lelaki berjaket hitam memucat pias
Dibaluti oleh garis menua penuh keratan
Dia melangkah berat terseret pilu
Pada tembok mengadu segala kesah
Di sudut meja, kuyu hanya mendengar cerita usang
Terukir hawa mengkristal menenangkan, dalam senyum bias
Dia betah sepanjang waktu mengurai asa dalam bayangan
Bersama menggumpal erat memori sejuta kenangan
Restoran Wongso mengait temu di antara pesona tatakan apikÂ
Dan menyirat utas senyum setiap menapaki
Hanyut rayuan menggoda secuil rasa
Setia menunggu di meja kosong dua
Tak jua menikmati cumbuan kwetiau di piring putih, hangat membagikan hasrat
Gurih ditaburi bawang dan kerupuk cinta
Menggoyang lidah manis, irit campuran cuka
Berdendang lirih, ngangenin di hati
Di sebuah restoran ala unik
Ditemani hawa teduh, memburu sepoi
Lengkap aroma kopi hangat mengepul meninggalkan jejak-jejak bara
Menyeruput sajian favorit sembari menghitung hari
Menenangkan raga, mengubur sepi
Itulah aku, kini datar emosi menyematkan rangka tua yang mulai aus gemeretak
19 November 2023
Kota Bambu Selatan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H