Mohon tunggu...
Nanda Nuriyana SSiTMKM
Nanda Nuriyana SSiTMKM Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Praktisi dan Akademisi

BERTUGAS DI RUMAH SAKIT dr FAUZIAH BIREUEN BAGIAN KONSELOR HIV AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Menjawab Keresahan Pasien Saat Berkunjung di Fasilitas Kesehatan

12 November 2023   18:44 Diperbarui: 13 November 2023   14:34 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekspresi wajah seringkali mudah dianalogikan sebagai bentuk penolakan terhadap keberadaan pasien seperti mimik wajah merengut, ketus dan tak bersahabat. Respon seperti ini menggambarkan hal negatif bagi pasien maupun terhadap pelayanan yang diberikan. 

Hindari sikap tubuh yang menandakan ciri-ciri orang sombong dan egois serta tidak profesional dalam bekerja. Kepuasan pasien adalah tujuan kita memberikan pelayanan bermutu.

6. Pertimbangkan Aspek Psikologis

Penderita jantung sering mengalami stres dan kecemasan. Bantu mereka mengatasi emosi negatif ini dengan berbicara ramah, sopan dan support mental. Banyak hal yang dapat diperbuat berkenaan dengan dampak psikologis pada pasien misalnya bina hubungan baik, dapatkan kepercayaan dengan komunikasi persuasif.

Waspadai pencetus serangan jantung dan serangan berulang, yang justru dipicu oleh faktor tekanan emosional. Ada beberapa pasien yang cemas bahkan stress mengunjungi rumah sakit atau bertemu dengan orang-orang berbaju putih, baik itu dokter maupun perawat. Maka dari itu, ajak mereka untuk melepaskan ketegangan-ketegangan dengan memberikan suasana rileks.

7. Hormati Privasi

Jaga kerahasiaan informasi kesehatan mereka. Bagaimanapun penyakit yang diderita pasien seyogyanya hanya boleh diberikan data kepada pihak yang membutuhkan. Ada pasien yang tidak mau privasinya terbuka pada siapa saja, hal itu erat kaitannya dengan optimisme pasien dalam keterbatasan beraktivitas.

Disini diuji kemampuan perawat dalam menerapkan tehnik komunikasi terapeutik memerlukan latihan dan kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi terjadi tidak hanya tergantung kemampuan tetapi juga dalam dimensi nilai, waktu dan ruang yang turut mempengaruhi keberhasilan komunikasi yang terlihat melalui dampak terapeutiknya bagi kesehatan pasien dan juga kepuasan.

Ada nakes (tenaga kesehatan) yang memotivasi pasien supaya lebih enjoy dan mengurangi stress yang memacu beban kerja jantung. Ada juga nakes asal nyerocos aja tanpa mempertimbangkan perasaan dari pasien yang ingin berkonsultasi untuk mendapatkan kesembuhan. Padahal komunikasi teurapetik sangat penting dalam mengakses layanan pengobatan terutama pada pasien lansia dengan kasus rentan.

Wahai nakes, satu kata darimu sebagai penyemangat pasien sanggup bertahan untuk beberapa hari ke depan. Akan tetapi jikalau ucapanmu bersifat down, sungguh kasian sekali pasien tak mampu bertahan dengan kondisi yang kau ciptakan. Mereka bukan hanya mementingkan obat obatan, melainkan sikap dan perlakuan nakes yang baik akan mempercepat pemulihan, sementara kita selama ini begitu arogan memberikan pelayanan jauh dari kata optimal.

Saran dari penulis, seorang tenaga kesehatan harus profesional dalam pembiasaan diri mengucapkan kata-kata yang memberikan efek positif. Apalagi pasien lansia dengan gangguan penyakit jantung pembuluh darah serta penyakit penyerta lainnya begitu sensitif dengan perlakuan sebagian nakes yang kurang beradab. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun