Diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit pembuluh darah lainnya seperti hipertensi (tekanan darah tinggi) dan dislipidemia (peningkatan kadar kolesterol).
Hipertensi dalam jangka waktu lama akan kian merusak pembuluh darah. Dislipidemia merusak lapisan endotel dan menyebabkan penumpukan plak yang dapat menyumbat pembuluh darah.Â
Penyumbatan pembuluh darah arteri koroner di jantung dapat berakibat fatal yaitu serangan jantung. Penyumbatan yang terjadi di otak menyebabkan stroke dan di paru-paru menyebabkan emboli paru.
2. Kontrol Tekanan Darah dan Gula darah
Diabetes dapat mempengaruhi kestabilan tensi darah merupakan faktor risiko utama pada penyakit jantung. Glukosa berlebih yang mengalir dalam darah cenderung merusak pembuluh darah dan pada akhirnya memicu serangan jantung.Â
Kerusakan yang disebabkan antara lain terjadinya penumpukan lemak akibat kolesterol atau plak disebut dengan aterosklerosis. Pemantauan dan pengontrolan tekanan darah secara teratur adalah poin penting untuk mencegah komplikasi jantung.
Kemudian diikuti oleh, pemeriksaan berkala dan penanganan yang tepat akan mengurangi dampak dari pada penyakit diabetes mellitus lainnya.Â
Pemeriksaan gula darah dapat berupa pemeriksaan gula darah sewaktu, gula darah puasa, gula darah 2 jam setelah makan, dan pemeriksaan HBA1C.Â
Pemeriksaan HBA1C menggambarkan keadaan gula darah penderita diabetes selama 3 bulan terakhir. Target kontrol gula darah adalah HBA1C di bawah 7%.
Pasien dengan diabetes, terutama yang tidak terkontrol, cenderung menderita penyakit jantung pada usia yang lebih muda. Risiko penyakit jantung meningkat dengan adanya faktor-faktor penyerta lainnya, seperti usia tua, jenis kelamin laki-laki, kebiasaan merokok, riwayat keluarga, dan obesitas atau kegemukan.Â