Mohon tunggu...
Nanda Nuriyana SSiTMKM
Nanda Nuriyana SSiTMKM Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Praktisi dan Akademisi

BERTUGAS DI RUMAH SAKIT dr FAUZIAH BIREUEN BAGIAN KONSELOR HIV AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terima Kasih Guruku

26 November 2021   17:30 Diperbarui: 11 Desember 2021   12:04 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah dilema dalam menangani problema kenakalan remaja atau tepatnya Reformasi di abad kekinian cenderung para orang tua harus lebih peka dan memiliki keilmuan parenting.

Namun, kali ini sebaliknya yang terjadi, aku menerima informasi tentang si anak yang mendapat prestasi membanggakan tanpa di luar dugaan. Dia meraih predikat juara hingga membawa nama harum keluarga dan sekolah. Di sekolah mendapat prestasi lima besar, sementara kejuaraan olahraga Taekwondo, ia peroleh medali tingkat provinsi. Alhamdulillah, berkah dirimu, Nak!

Hal ini membuktikan kerjasama guru dan orang tua akan melahirkan bibit-bibit unggul di masa depan. Berbeda zaman sekolah kita dulu, murid-murid selalu patuh dan taat menuruti semua kemauan guru dan orang tua. Anak sekarang lebih kritis, kreatif dan berani mendobrak nilai-nilai yang sudah dianut oleh pendahulu kita.

Pada hakekatnya, peran guru dan orang tua mengayomi anak didiknya, menanamkan nilai-nilai luhur berbudi mulia. Keutamaan adab dan sopan santun lebih bermakna, sedangkan ilmu dapat diperoleh seiring perkembangan waktu. Kini dalam kemajuan era revolusi mental telah menciptakan generasi berani penuh tantangan. Dalam penyesuaian tuntutan zaman, para guru dan orang tua pun butuh skill khusus untuk menghadapinya.

Aku sebagai seorang ibu yang pernah mengalami suka duka dalam menghadapi murid super nekad, sedikit saja salah langkah, tidak punya kesabaran berakibat fatal. Justru berkat dedikasi seorang guru mampu melahirkan generasi yang mempunyai peradaban di abad ini.

Tanpa jasa seorang guru, kita bukanlah siapa-siapa. Hormatilah gurumu, dimanapun kamu berada, Nak!

Pesanku kepada pembaca "Jangan nge-judge remaja yang nakal dengan kekerasan, apalagi membully-nya ternyata menyirami dengan sentuhan kelembutan dan kesabaran hati membuat kenyamanan menuju sebuah perubahan. Tidak selamanya kekerasan menyelesaikan masalah, pelajari karakter si anak, mainkan sesuai tipikal yang sedang dihadapi.

Seperti pepatah zaman dahulu masih berlaku sampai sekarang juga " Keras-keras kerak kena air lembut juga."

Subhanallah, Selamat Hari Guru Nasional, teruntuk semua guru di tanah airku. Sungguh, jasamu tak ternilai harganya, dari tangan tulusmu tercipta sebuah maha karya.

Terima kasih, Guruku....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun