Geliat Manjamu meronta terhempas di antara batu cadas
Aku diam mematung
Kosong tiada aura
Seiring pekat malam berlalu meninggalkanku
Keheningan senyap
Beningmu menetes beriak kelam
Menanti hadirmuÂ
Bersama jiwa-jiwa yang ringkih kian merapuh
Melangit doa tengadah tangan
Memahat asa di keabadian
Bersedekap peraduan, hingga menemani datangnya bara mentari pagiÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!