Analisis Kata Baku dan Tidak Baku
Assalamualaikum wr.wb teman teman, siapa disini yang masih bingung tentang kata baku dan tidak baku? sebelum itu kenalan dulu yuk sama sejarah singkat bahasa indonesia, Â simak penjelasan berikut ya!
Pendahuluan
Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bahasa indonesia merupakan bahasa negara menurut undang-undang 45 dan diatur dalam UU nomer 24 tahun 2009 tentang bahasa.Â
Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan resmi di seluruh wilayah Indonesia. Perkembangan bahasa indonesia lisan maupun tulisan berkembang mulai pada saat terbentuknya, yaitu pada 28 Oktober 1928, bersamaan dengan momen Sumpah Pemuda. Setelah terbentuk, bahasa Indonesia terus berkembang seiring berlakunya ejaan Van Ophuijsen, Soewandi, Melindo bahkan hingga ke Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Sedangkan kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku di dalam bahasa indonesia, dan kata tidak baku itu sebaliknya, yaitu kata-kata yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan.
Pembahasan
      Dalam penelitian ini saya meniliti tentang kata baku dan tidak baku. Saya meneliti tentang 3 kata baku.
Kata Baku-Tidak Baku
•Kiai–Kyai
•Frustrasi–Frustasi
•Tekad–Tekat
      Dari 3 kata baku tersebut, saya telah membuat kalimat dari masing masing kata, yaitu sebagai berikut:
Kata Baku
•KiaiÂ
Kalimat: Seorang kiai memimpin doa di Masjid Agung Purworejo.Â
•Frustrasi
Kalimat: Seorang mahasiswi diduga frustrasi lalu bunuh diri di indekos.
•Tekad
Kalimat: Ir. Soekarno dengan tekad semangat membara berjuang untuk kemerdekaan Republik Indonesia.Â
Kesimpulan
      Dalam penulisan karya tulis sangat penting untuk memperhatikan EYD (Ejaan Yang disempurnakan) dalam bahasa indonesia karena dapat memberikan manfaat seperti ketepatan dalam menafsirkan bacaan, memudahkan pemahaman bacaan sehingga tidak ambigu. Penggunaan bahasa indonesia yang tidak tepat akan berpengaruh kepada pembaca, karena tidak dapat memahami dengan baik maksud yang disampaikan dan akan mengakibatkan munculnya berbagai opini dari para pembaca.Â
EYD dalam bahasa indonesia adalah alat control agar tetap terpeliharanya kaidah bahasa indonesia yang merupakan bahasa resmi dalam pendidikan. Sedangkan, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dan sebagainya) dengan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis yang harus memperhatikan pemakaian huruf kapital, tanda baca, dan penulisan kata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H