Mohon tunggu...
Nancy S Manalu
Nancy S Manalu Mohon Tunggu... Lainnya - I am K-lover

To understand yourself, write

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kisah Goguryeo (Korea) Vs Dinasti Tang dalam Film The Great Battle (2018)

28 Maret 2022   22:29 Diperbarui: 28 Maret 2022   22:30 1773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dari Asianwiki.com

Aku tidak pernah belajar untuk mundur. Aku tidak pernah belajar berlutut, dan aku tidak pernah belajar menyerah. Yang aku pelajari, aku harus bertarung saat harus bertarung. Ketika ada yang mencoba untuk menghancurkan sesuatu yang kalian sayangi, kalian harus mempertahankan hidup.

Film ini pernah dinobatkan sebagai film terlaris kedua di Korea dengan genre film laga sejarah. Disutradarai oleh Kim Kwang-shik dan diperankan oleh para aktor ganteng seperti Jo In-sung dan Nam Joo-Hyuk. 

Jo In sung dalam tokoh utama sebagai Komandan Yang Manchul yang perkasa dan berani, mengingatkan saya akan film Hollywood 'Braveheart'. 

Film ini mengambil latar belakang sejarah Dinasti Goguryeo (Korea) di tahun 654 M, saat menghadapi peperangan melawan Dinasti Tang yang dipimpin oleh Li Shimin. Film ini pun mengingatkan saya tentang situasi saat ini di Ukraina akibat serangan besar dari Rusia. 

Hampir mirip, ketika sebuah negara kecil harus mempertahankan kedaulatan wilayahnya dari negara lain yang notabene secara wilayah lebih besar dengan jumlah pasukan dan peralatan perang yang lebih dahsyat. 

Mampukah negara kecil tersebut bertahan atau terpaksa menyerah asalkan tetap hidup?

Jenderal Yeon dari Dinasti Goguryeo terpaksa mundur dari pertempuran di Gunung Jupil melawan gempuran pasukan besar Dinasti Tang yang dipimpin Li Shimin. 

Jenderal Yeon berharap Komandan Yang Manchul yang berada di wilayah Ansi membantu mereka, namun Manchul memutuskan bahwa pasukannya harus tetap di posisi mereka saat itu, yaitu di Benteng Ansi untuk berjaga-jaga dari serangan. 

Kesal lantaran tak mendapat bantuan dan mengabaikan perintah atasan, Jenderal Yeon menganggap Manchul sebagai pengkhianat dan mengutus seorang prajurit Akademi Militer ibukota bernama Samul untuk membunuh Manchul.

Setibanya di Ansi, karena takut terbunuh, Samul mengatakan latar belakang keluarganya yang adalah juga berasal dari Ansi dan berbohong berniat ikut membantu prajurit di Benteng Ansi karena sasaran selanjutnya Dinasti Tang adalah Benteng Ansi. 

Sebenarnya, Manchul mengetahui niat awal Samul sebagai utusan Jenderal Yeon untuk membunuhnya dan sebenarnya Samul pun mendapat beberapa kesempatan untuk membunuh Komandan Manchul ini. 

Namun, Samul menjadi bimbang lantaran melihat bagaimana Manchul memelihara dan peduli pada prajurit dan penduduk Ansi, sehingga dia melupakan niatnya untuk membunuh sang Komandan. 

Bahkan Samul menjadi salah seorang kepercayaan Mancul saat menghadapi serangan Dinasti Tang dan menyelamatkan nyawa Manchul saat hampir terbunuh dalam peperangan tersebut.

Dengan hanya 5000 pasukan Ansi menghadapi 200.000 pasukan Dinasti Tang, komandan Manchul dan prajuritnya memutuskan untuk tetap bertempur dan mempertahankan Benteng Ansi.

Film sejarah terutama dengan adegan perang memang menampilkan sinematografi yang menawan. Dengan suasana gunung dan bukit kering ditambah barisan para prajurit dan aksi laga, membuat film ini cukup memukau. Saya lumayan menikmati sepanjang film ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun