Mohon tunggu...
Nay Yuripatasha
Nay Yuripatasha Mohon Tunggu... Editor - Nayla Yuripatasha Komaruddin

SMP Labschool Rawamangun's Student

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rindu Akan Bangku SD

8 Februari 2019   21:41 Diperbarui: 8 Februari 2019   21:50 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disana ada awal, disana berujung akhir. Namun, percayalah bahwa akhir adalah satu-satunya hal yang akan mengingatkan kita pada awal ketika kita sudah melupakannya.

Aku mengambil sebuah photo yang tergeletak di lantai kamar tidurku. Photo itu sudah tersobek di bagian ujungnya dan terlipat di ujung satunya. Jemariku bergerak dan membuka lipatan yang ada di ujung photo itu.

Tampak anak-anak SD dengan balutan seragam putih sedang duduk dan di tengah-tengah mereka, tersenyumlah seorang guru yang tampaknya bahagia bisa duduk bersama muridnya. Photo itu diabadikan dengan kamera. Photo kelasku. Photoku dan teman-temanku ketika kami menikmati jenjang sekolah dasar bersama.

Kami memulainya bersama.

Kami mengakhirinya bersama.

Tak terasa sudah ribuan atau bahkan miliaran putaran yang sudah diselesaikan oleh jarum jam. Sudah berbulan-bulan sejak acara perpisahan kami. Pada awalnya, aku berpikir bahwa perpisahan adalah hal yang biasa. Hal yang tak perlu dipedulikan.

Kini, aku sadar, seolah olah ada tangan yang baru saja menamparku dan menarikku kembali ke dunia nyata. Ketika aku lupa dengan awal, awal dimana kami memulai jenjang SD bersama, tertawa dan bersuka ria bersama, melewatkan suka maupun duka bersama, perpisahan adalah sesuatu yang akan menyadarkan kita kembali untuk mengingat semua itu pada akhirnya.

Ketika kau lupa apa itu arti persahabatan, kau akan sadar ketika persahabatanmu tinggal berupa kenangan. Sesuatu akan terasa berharga dan perlu ditangisi ketika sesuatu itu sudah berakhir. Ketika sesuatu itu sudah menghilang, pergi terbawa arus ombak.

Sekarang, aku seolah-olah dibuat sekarat dan pasrah oleh rindu. Rindu akan masa-masa dimana aku duduk di bangku SD mulai menjalar masuk merambati pikiranku dan menjalar diantara tulang rusukku lalu sampai di jantungku, lalu melilitnya tanpa ampun.

Aku sepertinya tak perlu membuang buang waktu lebih lama lagi seelum semua yang akan kusampaikan akan kembali kurenung dan kupenjara dalam hati mungilku. Aku ingin mengobati rindu ini dengan kata-kata yang sekiraku akan mempan. Kata-kata bagi siapapun terutama kawan masa sekolah dasarku yang mendengar atau membaca ini semua.

Pertama, jemari ini terdesak untuk menuliskan nama Ummi Naila Ali, Jasmine Shofa Kamila, Kayla Puti, Najwa Aurellia, Khansa Nahdah, dan Rania Zafrina. Enam nama dengan enam pribadi yang berbeda. Apa kabar kalian? 

Ingatkah kalian akan semua kenangan yang sempat kita torehkah bersama? Ingatkah kalian akan semua kisah yang pernah kita lukiskan bersama? Ingatkah kalian akan semua senyum yang pernah kita ukirkan bersama? Kumohon, bersumpahlah padaku jangan jadikan itu semua hanya sebuah masa lalu. Aku ingin kenangan-kenangan tersebut terus bersemi diantara kita.

Kedua, yang tak akan kulupakan dan tak akan kulewatkan, guru-guruku. Hai, pak. Hai, bu. Semoga sehat selalu, ya. Dengar, aku Nayla, mantan muridmu dan aku sudah mendengar segala hal mengenai kalian. Beribu ilmu yang sudah kalian sebarkan. Kumohon, teruslah sebarkan ilmu itu dan jangan pernah berhenti untuk mengajar. Bahkan kuharap kalian tidak memikirkan untuk berhenti mengajar.

Ketiga, untuk staff sekolah yang kucintai. Aku ingat semua beban yang telah kalian gendong dan aku ingat bahwa aku belum pernah mendengar desahan jengkel yang keluar dari mulut kalian. Pak,bu, mas, mbak, makasih banyak, ya! Sekolah mungkin akan tampak seperti kuburan tanpa kalian, hehe.

Keempat, untuk semua bagian-bagian sekolah lainnya danteman-temanku yang kurindukan, yang ak bisa kusebutkan namanya satu per satu. Aku hanya bisa mngucapkan dua kata untuk kalian. Terima kasih. Terima kasih untuk segala-galanya. Aku yakin Allah SWT. Akan sealu berada untuk kalian kapanpun kalian membutuhkannya.

Engga rasanya bagiku untuk mengakhiri semua ini. Aku merasa aku masih ingin melanjutkan dan menorehkan lebih banyak kata. Masih ada seribu lagi pesan dan permitaan yang kubendung. Masih ada beratus-ratus lagi hal yang ingin kubahas. Aku ingin menghabiskan berjam-jam atau bahkan berhari-hari untuk menyampaikan lebih banyak. Namun, aku merasa pesan dan permintaan ini harus segara sampai pada kalian sebelum aku mengurungkan kembali niatku.

Sekali lagi, aku ucapkan terima kasih dan permintaan maaf atas segala hal. Sampai jumpa di lain kesempatan, sampai jumpa di masa depan yang gemilang.

Yakinlah bahwa SDI At-Taubah akan selalu berkarya dan berjaya. Karena memang karena alasan itulah SDI At-Taubah didirikan.

Sesungguhnya semua ini belum berakhir, karena sesungguhnya kata "akhir" hanyalah sebuah susunan huruf tanpa arti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun