Mohon tunggu...
Nana Yuliani
Nana Yuliani Mohon Tunggu... Guru - SMAIT Ibadurrohman Tasikmalaya, Ibu Profesional Tasikmalaya

Passionate di bidang ekonomi dan keuangan syariah, senang sharing tetang parenting dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Pembiayaan di Bank Syariah, Kenapa Didominasi Murabahah?

16 Desember 2015   10:24 Diperbarui: 4 April 2017   17:32 6953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3,37

Keterangan: Skala 1 sampai dengan 5, di mana 1 sebagai pembiayaan yang paling tidak berisiko dan 5 sebagai pembiayaan yang paling berisiko

 

Dalam praktiknya, bank syariah lebih banyak menggunakan skim murabahah dalam penyaluran pembiayaan. Karakteristik murabahah yang pasti dalam besaran angsuran dan margin juga melahirkan persepsi bahwa penggunaan akad murababah dapat mengurangi tingkat risiko pembiayaan. Di Indonesia, sampai pada Juni 2015, dominasi pembiayaan murabahah pada bank syariah dibanding pembiayaan dengan akad lainnya mencapai 57%.

Ilustrasi porsi pembiayaan bank syariah di Indonesia berdasarkan akadnya dapat dilihat di tabel berikut ini.

AkadJuni 2015PersentaseAkad Mudharabah14,9067.31%Akad Musyarakah54,03326.50%Akad Murabahah117,77757.76%Akad Salam00.00%Akad Istishna6780.33%Akad Ijarah11,5615.67%Akad Qardh4,9382.42%Total  203,894100%

Sumber: SPS Juni 2015, diolah

Jika merujuk kepada profil risiko pembiayaan Khan dan Ahmed pada pembahasan sebelumnya, dapat kita lihat bahwa bank syariah di Indonesia cenderung lebih menyukai pembiayaan-pembiayaan dengan nilai risiko relative rendah. Hal ini dilihat dari komposisi pembiayaan di atas bahwa dominasi pembiayaan tersalur adalah menggunakan akad murabahah, kemudian disusul dengan musyarakah dan mudharabah. Dominasi pembiayaan murabahah dibandingkan pembiayaan-pembiayaan dengan akad lain juga membuktikan asumsi-asumsi pada penelitian sebelumnya bahwa secara rasional, untuk mempertahankan profitabilitas dan efisiensi serta pengelolaan risiko pembiayaan bank syariah akan cenderung memaksimalkan pembiayaan dengan akad murabahah dibandingkan akad-akad lain.

Dari data di atas, pembiayaan dengan skim murabahah merupakan pembiayaan dengan porsi paling besar dalam komposisi pembiayaan yang disalurkan bank syariah di Indonesia. Jika dikaitkan dengan nilai risiko pembiayaan (Ahmed dan Khan), pembiayaan murabahah memiliki karakteristik risiko yang paling rendah di antara pembiayaan-pembiayaan lain.

Secara fiqh, memang tidak ada pengaturan portofolio produk pada lembaga keuangan syariah. Kemudian, secara kelembagaan, pilihan atas penyaluran murabahah dibandingkan pembiayaan jenis lain adalah pilihan paling menarik, menguntungkan dan mengandung risiko paling kecil sehingga pada dasarnya bank diperbolehkan mengutamakan murabahah dalam produk pembiayaannya. Namun terdapat catatan mengenai pembiayaan murabahah ini, di antaranya bahwa sistem margin pada pembiayaan murabahah, mudah disalahartikan sebagai konsep “kredit syariah” oleh masyarakat awam. Di sisi lain, secara makro, pembiayaan jenis ini membuat nuansa moneter menjadi lebih menonjol dibandingkan sektor riil, karena pembiayaan murabahah pada umumnya bersifat konsumtif, sehingga tidak sesuai dengan cita-cita ekonomi Islam yang menuntut keseimbangan antara sektor moneter dan sektor riil.

Pembiayaan bank syariah yang lebih menyentuh pada sektor riil dan menggerakkan perekonomian adalah pembiayaan mudharabah dan musyarakah, Rama mengungkapkan bahwa bank syariah terbukti efektif memainkan perannya sebagai lembaga intermediasi dan mengembangkan sektor riil melalui pembiayaan mudharabah dan musyarakah serta instrumen profit and loss sharing secara alamiah memiliki andil dalam menahan laju inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Meskipun demikian pembiayaan dengan prinsip kerja sama ini belum tumbuh optimal dan konsentrasi pembiayaan masih terpusat pada pembiayaan murabahah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun