Artinya terjadi pergeseran social yang sangat signifikan dalam bersosialisasi dalam masyarakat, getjet lebih punya peran penting dari pada bertemu secara fisik dalam menyampaikan informasi. Jika hal ini tidak disikapi secara positif maka kehidupan individualistic akan benar-benar terjadi dan akan berdampak pada masyarakat yang akan menjadi sangat apatis dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan. Begitu juga penerimaan informasi yang tergadang belum tentu satu dengan yang lainnya bisa satu sudut pandang
Berbeda jika kita saling duduk bersama untuk menyatukan perspektif dari sudut pandang yang berbeda menjadi satu sudut pandang yang bias dilihat dari bebagai sisi dengan jurus musyawarah untuk mufakat. Pertemuan fisik masih dibutuhkan di masyarakat Indonesia yang biasyanya menggunakan musyawarah untuk mufakat sebagai jurus rembug paling ampuh karena bertatap muka bertemu fisik itu mengeratkat silaturrahmi yang tidak tertandingi bagi masyarakat Indonesia.
Untuk kontek modernisasi di era 4.O masyarakat Indonesia masih menggunakannya sebagai sarana penunjang saja belum bergeser sepenuhnya untuk alat rembug, karena Indonesia punya beragam adat istiadat yang bias jadi antar desa saja bias berbeda adatnya "mowo deso mowo coro" yang artinya beda desa beda cara dalam adat intiadatnya. Hal ini masih dipegang teguh oleh para pemangku adat, walaupun tidak menutup kemungkinan para pemangku adat juga menggunakan alat yang bernama getjet sebagai sarana infomasi dan komunikasi dengan pihak luar.Â
Tentu untuk mengetahui informasi kondisi, situasi nasional, local dan internasional. Peran pemangku adat, tokoh masyarakat sangat dibutuhkan sebagai pengontrol kelompok anak-anak dalam menggunakan media social yang mana mereka sebagai objek yang sangat empuk dijadikan korban media social. Usia anak adalah usia rentan untuk dijejali hal-hal yang instan mudah ditonton dan mudah dioperasikan kemudian mereka menirunya dalam sikap, tingkah laku sehari-hari. Sehingga yang namanya norma dalam bermasyarakat menjadi luntur. Maka sangat diperlukan peran para pemangku adat, tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam menyikapi revolusi industry 4.O dalam lingkungan social.
Menyambut revolusi industry 4.O dengan tidak meninggalkan norma, adat yang ada dilingkungan kita masing-masing. Semua punya peran dalam  menyambut kehadirannya, kita sambut dengan positif untuk dimanfaatkan sebagai sarana penunjang dalam perkembangan teknologi. Contoh dengan adanya desa inovasi yang dibuat oleh kementerian desa maka desa terpasang dengan media internet untuk bias digunakan oleh warganya dalam mengembangkan produk dari desa, mempromosikan produk desa melalui media online. Maka dari situ desa tersebut akan menjadi desa produktif, inovatif dan sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H