Mohon tunggu...
Siti Muawanah
Siti Muawanah Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Psikolog Klinis di Jakarta, berpraktik di Rumah Sakit dan secara online, anggota Ikatan Psikolog Klinis Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Asertif, Cara Penyelesaian Konflik yang Melegakan

12 Oktober 2020   13:17 Diperbarui: 28 Mei 2021   14:38 1200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baca juga: "Syndrome Good Girl" dan Komunikasi Asertif, Apakah Berkaitan?

Komunikasi Agresif adalah sisi berlawanan dari komunikasi pasif. Alih-alih menuruti orang lain, orang dengan gaya komunikasi agresif cenderung berkeinginan agar orang lain menuruti mereka. 

Untuk mencapainya, orang dengan gaya komunikasi agresif dapat melakukan cara-cara yang keras untuk membuat orang lain menurutinya. Kita dapat menyadari gaya komunikasi agresif ini dari perilaku kurang menyenangkan, kasar, penuh kekerasan, dan memaksakan kehendak yang ditampilkan seseorang saat terlibat konflik dengan orang lain. 

Gaya komunikasi ini cenderung tidak dapat membantu menyelesaikan konflik karena justru akan memancing respon negatif dari orang lain. Akan sulit mengajak orang lain memahami dan berempati dengan diri kita saat perilaku kita justru memancing kemarahan mereka.

Komunikasi Pasif-Agresif, seperti namanya, merupakan kombinasi dari gaya pasif dan agresif. Orang dengan gaya komunikasi pasif-agresif merasakan kemarahan dalam konfliknya dengan orang lain sekaligus merasakan ketakutan untuk menyampaikan hak dan mengekspresikan perasaan secara langsung. 

Ketika menggunakan gaya komunikasi ini, seseorang menyamarkan tindakan agresifnya dengan cara yang tidak langsung sehingga dapat menghindari tanggung jawab atas agresifitasnya.

 Misalnya: suami merasa kesal dengan kecerewetan istrinya. Lalu dengan sengaja, ia sering pulang terlambat dan menghabiskan waktu bersama teman-temannya sebagai balasan atas perilaku istrinya tersebut. 

Gaya komunikasi ini menyulitkan orang lain untuk memahami apa yang sebenarnya kita alami dan rasakan, karena tidak secara langsung diungkapkan. Perilaku pasif-agresif ini juga cenderung memicu konflik semakin membesar.

Lalu, bagaimana caranya melatih kemampuan komunikasi Asertif? 

Perlu kita ingat, asertifitas bukan merupakan strategi agar suatu hal sesuai dengan keinginan/cara kita. Asertifitas ialah kemampuan kita memahami bahwa kita bertanggung jawab atas perilaku kita sendiri dan memutuskan apa yang akan dan tidak akan dilakukan. 

Gaya asertif juga meliputi pemahaman bahwa orang lain bertanggung jawab atas perilaku mereka sendiri dan kita tidak berusaha mengambil kontrol atas diri/perilaku mereka. Kebanyakan dari kita tumbuh besar tanpa contoh bagaimana berperilaku asertif di lingkungan sosial. Akan tetapi, kemampuan ini adalah sesuatu yang dapat dipelajari (Paterson, 2000).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun