Cerita pak Irfan ini mengungkap strategi, tantangan, dan dampak dari inisiatif pertanian berkelanjutan yang digagas oleh pesantren.
Pondok Pesantren Al Ittifaq Ciwidey telah berhasil mengubah lahan pesantren menjadi pusat produksi pertanian yang produktif. Melalui pendekatan yang inovatif dan semangat gotong royong, pesantren tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan internal, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.
Awalnya, kegiatan pertanian di Al Ittifaq Ciwidey bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan santri. Namun, seiring berjalannya waktu, pesantren melihat potensi yang lebih besar dari sektor pertanian. Dengan dukungan dari para santri dan masyarakat sekitar, berbagai komoditas seperti stroberi, jeruk dekopon, wortel Kuroda, dan berbagai sayuran lainnya berhasil dibudidayakan.
"Tujuan orang kampung: selain banyak uang gimana caranya bisa naik haji," ujar Pak Irfan, menggambarkan motivasi kuat masyarakat sekitar untuk meningkatkan kesejahteraan melalui pertanian. Semangat ini mendorong mereka untuk terus berinovasi dan mengembangkan teknik budidaya yang lebih efisien.
Strategi Pertanian Berkelanjutan di pesantren Al-Ittifaq:
1. Koperasi Pontren:
Pembentukan koperasi pontren menjadi kunci dalam mengatur pola tanam dan pemasaran hasil pertanian.
2. Diversifikasi Komoditas:
Dari awalnya hanya 4 komoditas, kini pesantren telah mampu memproduksi lebih dari 68 komoditas.
3. Penggunaan Teknologi Ramah Lingkungan: Pesantren mengutamakan penggunaan pupuk organik dan mengurangi penggunaan pestisida kimia.
4. Pengembangan Media Tanam:
Bekas sayuran dimanfaatkan sebagai media tanam baru melalui proses fermentasi.
Inisiatif pertanian di Al Ittifaq Ciwidey telah memberikan dampak positif yang signifikan, antara lain:
A. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat:
Petani di sekitar pesantren mengalami peningkatan pendapatan.
B. Menjaga kelestarian lingkungan:
Penggunaan pupuk organik dan teknik budidaya yang ramah lingkungan membantu menjaga kualitas tanah dan air.
C. Menyediakan pasokan pangan segar:
 Produk pertanian dari Al Ittifaq Ciwidey telah dipasok ke berbagai kota besar di Indonesia.
Namun, tantangan tetap ada, seperti fluktuasi harga pasar dan persaingan dengan produk impor. Satu yang lebih menarik dari cerita Pak Irfan ialah pada saat al-Ittifaq mengikuti car free day  dimana harga sayuran yang dia jual bisa lebih tinggi hanya karena kepada konsumen ia menceritakan latar belakang dari mana dan bagaimana pangan yang ia jual itu berasal. Dan konsumen mau membayar lebih dari cerita yang ia sampaikan. Nilai hasil pertanian meningkat melampaui harga sebenarnya dengan "kemasan cerita" atas dedikasi para pelakunya.Â
Kisah sukses pertanian di Pondok Pesantren Al Ittifaq Ciwidey menginspirasi kita semua. Melalui semangat gotong royong, inovasi, dan komitmen terhadap pertanian berkelanjutan, pesantren telah membuktikan bahwa pertanian dapat menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Kalau begitu, kelompok Buruan SAE juga pasti bisa. []Bandung 26 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H