Mohon tunggu...
nanang musafa
nanang musafa Mohon Tunggu... Guru - Penulis dan Guru Bloger

Telah menjuarai beberapa lomba menulis di tingkat kabupaten Trenggalek maupun provinsi Jawa Timur. Prestasi terbarunya, Juara I Guru Berprestasi Tingkat Madrasah Tsanawiyah Kementerian Agama Kabupaten Trenggalek (2023). Karya tulisnya berupa artikel dan cerpen telah dimuat di berbagai media massa cetak. Telah menerbitkan beberapa buku solo dan buku antologi bersama para penggerak literasi nusantara di bawah bendera QLC Trenggalek, Guru Bloger Indonesia, YPTD Jakarta, dan Guru Penggerak Indonesia. Buku solo yang terbit di tahun 2023 berjudul “Menulis Hal Berbau remeh-Temeh” dan "Apa Kabar Sahabat Guru?". Karya tulisnya yang lain bisa dibaca di blog YPTD Jakarta https://terbitkanbukugratis.id/ atau di www.kampus215.blogspot.com. Bagi yang ingin berkawan bisa melalui e-mail nanangmusafa215@gmail.com. Nomor WhatsApp 082228928897. Akun Facebook Nanang M. Safa. Instagram nanangm. Safa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diklat Publikasi Ilmiah bagi Guru

5 Februari 2023   21:24 Diperbarui: 5 Februari 2023   21:41 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menulis adalah bagian dari program literasi yang harus dikembangkan di lembaga pendidikan, termasuk madrasah. Sedangkan guru adalah nara sumber dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang tentu saja sangat kaya ide, inspirasi, dan pengalaman, baik yang berkenaan langsung dengan bidang ilmu yang diajarkan maupun ide-ide lain yang diperolehnya dalam berbagai kegiatan kependidikan.

Minimnya jumlah guru yang menghasilkan publikasi ilmiah tentu saja merupakan sebuah keprihatinan yang memiriskan. Dapat dibayangkan seandainya saja menghasilkan publikasi ilmiah tidak dimasukkan dalam prasyarat untuk kenaikan pangkat, maka guru yang mau menulis mungkin bisa dihitung dengan jari.

 

Antara Tuntutan dan Kebutuhan

Pendidikan dan Pelatihan (diklat) bukanlah sekedar untuk memenuhi tuntutan atau untuk mendulang angka kredit semata yang diperlukan untuk kenaikan pangkat. Pelaksanaan diklat mengintegrasikan teori dan praktik serta internalisasi nilai-nilai keagamaan secara inhern artinya para peserta diklat dikondisikan sedemikian rupa sehingga sepulang mengikuti diklat para peserta benar-benar merasa mengalami perubahan berarti dibanding sebelum mengikuti diklat.

Bagi seorang guru, menghasilkan publikasi ilmiah seharusnya tidak hanya dipandang sebagai sebuah tuntutan, namun harus dipandang sebagai sebuah kebutuhan mutlak atas nama ilmu pengetahuan. Inilah yang seharusnya dijadikan landasan berfikir para guru agar lebih bersemangat mengikuti diklat.

Ingat! Perubahan besar selalu diawali dengan tulisan. Banyak sejarah yang telah menjadi saksi. Perubahan sosial, politik, ekonomi, serta pendidikan banyak diawali dari gerakan menulis. Kata menjadi kalimat, kalimat menjadi konsep, konsep menjadi teori, teori menjadi disiplin ilmu. Sebuah perjalanan panjang dalam dunia ilmiah yang akan menjadi ruh dalam setiap perubahan. Penulis hebat pasti menjadi ikon penting dalam sejarah perubahan. Konstribusi penulis hebat akan selalu dikenang dan menjadi karya yang tidak terlupakan di setiap zaman, bahkan dalam dekade dan rentang waktu yang sangat panjang.

Jika saja seorang guru menyadari akan kebutuhan dan arti pentingnya menghasilkan publikasi ilmiah, maka tidak akan ada kata ogah atau malas untuk mengikuti diklat publikasi ilmiah. Bahkan dia akan senang hati dan merasa bersyukur mendapat kesempatan langka untuk mengikuti diklat publikasi ilmiah tersebut.

Prinsipnya adalah bahwa apapun yang terjadi, sebagai seseorang yang telah mengikrarkan diri sebagai seorang pencinta dan pengemban ilmu pengetahuan (guru), maka kita harus sepenuh hati untuk nawaitu thalabul ilmi di manapun ilmu itu berada. Bukankah tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan? Bukankah tidak ada kemudahan tanpa kesulitan? Bukankah tidak ada ilmu pengetahuan tanpa niat dan tekad untuk mendapatkannya? Dan bukankah para bijak menyatakan "If we think can do the best, insya ALLAH we can do it". Selanjutnya terserah Anda!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun