Indahnya Menjadi Santri
Santri di pondok pesantren Darunnajah 2 Cipining, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Dalam pola hidup di pesantren yang di utamakan bukanlah pelajaran semata-mata. Melainkan juga jiwanya.Â
Pondok pesantren ini mendidik para santrinya untuk bersikap terbuka dan menghargai perbedaan, bagi teman-teman yang pernah merasakan kehidupan di pesantren tentunya pernah merasakan bagaimana indahnya menjadi seorang santri.
Indahnya kebersamaan bersama teman ketika kita makan, belajar bareng, sholat berjama'ah, sampai tidur pun juga bersama-sama di satu kamar dan masih banyak kebersamaan lain di kegiatan-kegiatan yang sudah di tetapkan oleh pesantren.Â
Baca juga : Dari Santri untuk Negeri
Dengan begitu santri bisa belajar sosialisasi dengan kehidupan orang lain, melatih kemandirian, menumbuhkan sikap gotongroyong dan tolong menolog meskipun berasal dari berbagi daerah yang berbeda-beda.
Memang kehidupan dipesantren dapat membuka wacana seseorang tentang bagaimana seharusnya menjalani kehidupan tanpa keegoisan semata, ketika ada sahabatnya sakit bersama-sama membantu, mencucikan baju, menjaganya sampai merawatnya hingga sembuh. Ketika ada yang kehabisan uang di situ kita juga akan belajar bagaimana caranya menolong seorang teman
Namun di balik semua itu tidak semua anak yang dimasukan oleh orang tuanya ke pesantren adalah baik, ada juga anak yang memang nakal dan tujuan orang tuanya memasukan kedalam pesantren adalah agar dia dapat berubah jadi anak yang baik dengan berkumpul dengan teman-temannya yang sholeh-sholehah.
Baca juga : Pembuatan Hand Sanitizer bersama Ibu-ibu Wali Santri di Desa Tenggiring, Lamongan
Subhanallah, benar-benar indah bukan kebersamaan santri. Setiap pagi dan petang beramai-ramai sholat mengabdi kepada Allah. Di mulai ketika menjelang subuh di bangunkan untuk sholat berjama'ah, kemudian dilanjutkan dengan ceramah kiai, sarapan bersama, mandi dan pergi ke sekolah.
Ketika menjelang sore kembali mereka ramai-rami mengikuti kegiatan pesantren sampai sholat maghrib dan kembali menyibukan diri untuk mengingat Allah, tadarrus dan belajar bersama.
Pada awal ketika masuk pesantren pasti banyak yang merasakan perbedaan, dari yang di rumah biasanya makan ada yang nyiapin kini di pesantren harus nyiapin sendiri, yang tidak biasa makan bersama dalam satu piring, yang tak biasa nyuci pakaian sendiri, itu semua seperti menjadi sebuah paksaan bagi mareka.Â
Baca juga : Pesantren Tahfidz Al Quran Lawang Sekolahkan 8 Santri ke Timur Tengah
Namun lama-kelamaan hidup di pesantren hal itu akan menjadi biasa bahkan menyenangkan untuk dilakukan bersama teman-teman.
Demikianlah sekelumit indahnya kehidupan santri yang sangat unik dengan berbagai karakteristiknya, adanya keberanian, kebersamaan, gotongroyong, tolong menolong, disiplin tinggi dan sebagainya.Â
Dengan ini diharapkan santri mampu menjadi yang tidak termakan oleh zaman, akan tetapi mampu merespon setiap perkembangan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H