Mohon tunggu...
Nanang E S
Nanang E S Mohon Tunggu... Guru - Orang yang tidak pernah puas untuk belajar

Penggiat literasi yang mempunyai mimpi besar untuk menemukan makna dalam hidup.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Berdiferensiasi: Jalan Terang Pendidikan Kita

20 Juni 2024   09:22 Diperbarui: 20 Juni 2024   11:33 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dalam suatu sekolah bahkan ke yang lebih kecil di ruang kelas, terdapat beragam karakteristik siswa berserta tingkat kesiapan belajar, minat, bakat, dan gaya belajar yang berbeda-beda juga. Oleh karena itu, pelayanan dalam proses pembelajaran tidak bisa disamaratakan.

 Hal ini selaras dengan pandangan siswa menurut KHD dalam memandang murid tidak semua seperti kertas kosong, apalagi anak SMA, mereka sudah punya isi, bahkan isinya ada yang sudah banyak tetapi belum tertata, atau ada isinya tetapi masih kabur tulisannya. Tugas guru, lantas menghapus yang sudah ada dan menjadikan semua kertas kosong, tugas guru sebagai pengontrol, penegas, dan pengarah ke jalur yang tepat.

Sebagai pendidik, dengan meyakini bahwa tugas melayani murid-murid dengan segala keberagaman tersebut serta menyediakan lingkungan dan pengalaman belajar terbaik bagi mereka, maka guru juga harus meyakini bahwa; (1) semua murid kita bisa berhasil dan sukses dalam pembelajarannya, (2) bersikap adil itu bukan berarti menyamaratakan perlakuan kepada semua murid, (3) setiap murid memiliki pola belajarnya sendiri yang unik., (4) praktik-praktik pembelajaran perlu ditelaah efektifitasnya lewat bukti-bukti yang diambil dari pengalaman demi pengalaman, (5) guru adalah kunci dari keberhasilan pengembangan program pembelajaran murid-murid di kelasnya, (6) guru membutuhkan dukungan dari komunitas yang lebih besar untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung semua siswa. 

Secara keseluruhan mengenai fasilitas yang diberikan dalam pembelajaran berdiferensiasi dengan tujuan untuk memastikan setiap murid bisa sukses dalam proses pembelajarannya.

Selanjutnya, bagaimana pembelajaran berdiferensiasi itu dilakukan dalam proses pembelajaran, apakah ini akan sebagai sebuah simbol perubahan yang sulit teralisasikan, atau hanya sebuah wacana sementara, dan lupa dimakan waktu. Melakukan pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid. 

Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. 

Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran yang semrawut (chaotic), yang gurunya kemudian harus membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus, di mana guru harus berlari ke sana kemari untuk membantu si A, si B atau si C dalam waktu yang bersamaan. 

Guru tentunya bukanlah malaikat bersayap atau Superman yang bisa ke sana kemari untuk berada di tempat yang berbeda-beda dalam satu waktu dan memecahkan semua permasalahan.

Sumber Foto: Pribadi
Sumber Foto: Pribadi

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Apapun itu, semua harus bermuara pada murid, bahkan dalam segala pengambilan keputusan, tanpa terkecuali yang rahasia, murid perlu terlibat. 

Di dalam proses pembelajaran berdiferensiasi, guru mengajarkan materi dengan memperhatikan tingkat kesiapan, minat, dan gaya belajar peserta didik. Guru juga dapat memodifikasi isi pelajaran (konten), proses pembelajaran, produk atau hasil dari pembelajaran yang diajarkan, serta lingkungan belajar. Proses pembelajaran berdiferensiasi diterapkan oleh sekolah agar dapat memerdekakan peserta didik dalam belajar karena peserta didik tidak dituntut harus sama dalam segala hal dengan yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun