Mohon tunggu...
Nanang Muchllisin
Nanang Muchllisin Mohon Tunggu... -

Seorang mahasiswa PGSD yang sedang rajin menimba ilmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tiga Teori Konektivisme yang Pertama

13 November 2010   08:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:39 3147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Watson memandang semua pembelajaran sebagai pengondisian klasik. Kita terlahir dengan koneksi-koneksi stimulus-respon yang disebut sebagai refleksi. Kita bisa membangun berbagai koneksi stimulus-respon yang baru melalui proses pengkondisian. Jika sebuah stimulus baru terjai berbarengan dengan stimulus bagi rewspon refleks, setelah beberapa kali berpasangan seperti itu maka stimulus yang baru itu sendiri saja akan menghasilkanrespon. Proses pengondisian ini, mungkin setiap respon dalam perbendaharaan refleks bawaan untuk muncul ketika ada stimulus bsru selain yang semula memunculkannya. Hal inilah yang menurut watson merupakan cara kita belajar merespon situasi-situasi baru.

Bagaimanapun juga, pengkondisian semacam itu hanya bagian dari proses pembelajaran.Kita bukan hanya harus belajar merespon situasi-situasi baru, melainkan kita juga harus mempelajari respon-respon itu.Pembentukan rangkaian semacam ini dimungkinkan karena masing-masing respon menghasilkan sensasi otot yang menjadi stimuli bagi respon berikutnya. Dengan demikian perilaku baru yang kompleks diperoleh melalui kombinasi berurutan dari refleks-refleks yang sederhana.

Watson juga mengemukakan bentuk pembelajaran melalui dua prinsip yaitu frekuensi dan resensi. Prinsip frekuensi menyatakan semakin sering kita melakukan sesuaturespon terhadap stimulus tertentu, semakin cenderung kita menjadikan respon tersebut sebagai stimulus lagi. Begitu pula, prinsip resensi menyatakan bahwa semakin baru atau terkini kita melakukan respon terhadap stimulus tertentu, semakin cenderung kita melakukannya lagi. Apa yang membuat kita bisa belajar hubungan stimulus dan respon adalah semata-mata karena keduanya berlangsung beriringan. Karena itulah Watson disebut sebagai seorang teoritas kontiguitas, yakni bahwa pembelajaran bisa dihasilkan melalui keberiringan belaka, tanpa pengutan.





    1. Jenis-jenis pembelajaran Khusus

Watson mengakui adanya peran pewarisan melalui keturunan atau hereditas, di samping pengakuanya yang sudah atas adanya refleks-refleks bawaan. Ia mengemukakan ada tiga pola reaksi emosional yang berifat bawaan.Pola-pola reaksi ini lebih kompleks dari pada refleks pada umumnya. Tiga pola reaksi emosional itu pada pokoknya adalah takut, marah dan cinta. Ketiganya merujuk pada pola-pola gerak bukan pada perasaan-perasaan sadar.

Pembelajaran emosi berwujud pengkondisian ketiga pola respon emocional ini terhadap stimuli baru.Watson menyatakan bahwa semua perilaku kita cenderung untuk melibatkan seluruh bagian tubuh. Kita berpikir, kita mungkin mengetuk-ngetukan kaki ke lantai atau mengerutkan keningkita. Kita mengungkapkan pendapat dengan menggerakkan tangan atau tersenyum selai dengan kata-kata. Segala hal yanng yang kita pikirkan, rasakan, katakan, atau kerjakan dalam berbagai kadarnya melibatkan aktivitas segenap tubuh. Ini barangkali yang menjadi doktrin fundamental behaviorisme.





    1. Evaluasi terhadap Teori Watson

      HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      4. 4
      5. 5
      6. 6
      7. 7
      8. 8
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
      Lihat Pendidikan Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun