Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati Sekolah Indonesia Davao (SID)-Filipina, 20 Mei 2024 dengan upacara bendera yang sederhana, namun penuh dengan kekhidmatan, mengingatkan kembali akan perjuangan para pahlawan kita yang telah rela berkurban membela negara agar Indonesia bisa merdeka dan bisa mewujudkan dari tujuan berbangsa dan bernegara.
Kira-kira pendidikan macam apa yang telah dididikan oleh para orang tua atau para guru mereka sehingga mereka dalam usia yang sangat muda telah mempunyai cita-cita dan visi yang sangat maju dan sangat besar agar bangsa ini menjadi bangsa yang merdeka dari penjajahan dengan beraneka ragamnya, melalui pintu kemerdekaannya. Seperti kita ketahui bersama bahwa tujuan berbangsa termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara 1945 yaitu: melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Berkaca dari perjalanan bangsa kita, dan juga bangsa-bangsa yang maju, maka ketika mereka bertransformasi dari bangsa yang miskin menjadi bangsa yang maju dan besar didasari dan diawali dengan sistim pendidikan dasarnya yang baik, berkarakter, kuat dan mengakar sehingga melahirkan para pejuang yang mempunyai karakter sabar, konsisten, mau bekerja dan belajar keras, inisiatif dan mempunyai visi yang jauh ke depan.
Dalam Studi Tiru yang dilakukan oleh SID ke Sekolah Indonesia Singapura (SIS) dan Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), 12-16 Mei 2024 lalu, selain sharing pelaksanaan Kurikulum Merdeka yang menjadi Kurikulum Nasional, juga mendapatkan pencerahan dari para dubes dan Atdikbud tentang pendidikan di kedua negara tersebut.
Duta Besar Indonesia untuk Singapore, Suryopratomo, mengatakan bahwa kemajuan Singapore sekarang ini tidak bisa dipisahkan dengan sistim pendidikan dasar yang baik, serta kesabaran dan keteguhan berproses untuk berubah dari sebuah negara miskin menjadi negara maju. Kesabaran, keteguhan, kerja keras, dan daya berdaptasi yang tinggi menjadikan Singapore menjadi negara maju. "Perkembangan Artificial Intelegence (AI) yang tidak bisa dibendung harus dimasukan dalam pendidikan di Singapore agar AI berdampak positif terhadap perekonomian dan masyarakat Singapore" ucapnya lagi ketika menerima rombongan Studi Tiru.
Sementara itu Dubes Malaysia, Hermono, mengatakan bahwa KBRI akan merenovasi Gedung Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) agar anak-anak Pekeja Migran Indonesia (PMI) bisa lebih banyak mendapatkan pelayanan pendidikan, terutama pelayanan pendidikan dasar. "Nantinya 75% siswa-siswi SIKL harus anak-anak PMI yang Sebagian besar undocumented, baru sisanya akan diisi oleh anak-anak expatriate dan orang-orang yang mampu untuk bersekolah di SIKL" ujarnya.
Menurut Fuad Ihsan (2013) pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan keterampilan, membutuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
Sementara itu Kemendikbudristek merumuskan satuan pendidikan dasar adalah satuan-satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan formal pada jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Satuan ini berbentu Sekolah Dasar, dan Madrasah Ibtidaiyah dan bentuk lain yang sederajat, serta Sekolah Menengah Pertama dan Madarasah Tsanawiyah atau bentuk pendidikan lain yang sederajat.
Sesuai UU no 2/89 Pasal 5, Pasal 6 dan Pasal 14 yang mengatur tentang Pendidikan Dasar di Indonesia maka tujuan dari pendidikan dasar 9 tahun adalah: Untuk mengembangkan sikap dan kemampuan, memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat serta dapat mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan menengah.
Melihat dari rumusan tentang pendidikan dasar, maka sepertinya pendidikan dasar yang harus ditanamkan lebih jauh lagi adalah pendidikan tentang karakter. Pada fase-fase usia seperti inilah pendidikan tersebut dapat membentuk karakter yang siap menghadapi setiap perubahan jaman, cepat beradaptasi dan tidak gampang berputus asa, serta berlaku sebagai pemberani, bukannya sebagai pecundang.
Ada beberapa contoh pendidikan dasar yang dilakukan baik itu oleh perorangan maupun oleh sebuah lembaga yang jelas-jelas telah menghasilkan manusia-manusia yang hebat, kuat, dan mencerahkan serta bermanfaat bagi kemanuisaan.
Ketika Raden Mas Said bertemu dengan sunan Bonang di hutan Jatiwangi, dan timbul niat beliau ingin mengambil tongkat sunan Bonang yang berkilau seperti kilauan emas, maka dengan hati yang tulus sunan Bonang menasehatinya akan hakekat perjuangan dan kebahagiaan hidup. Kemudian Raden Mas Said ingin belajar tentang kebenaran atau al-Islam.
Menurut cerita yang hidup di masyarakat, ketika sunan Bonang mengajarkan jalan untuk mencari kebenaran (al-Islam) kepada Raden Mas Said, beliau tidak langsung mengajarkan tentang syariat Islam (formalitas), tetapi sunan Bonang mengajarkan pendidikan dasar keIslaman (spiritualitas) yang sangat kuat yaitu tentang kesabaran, kepatuhan dan penghormatan kepada Mursyid (guru), ketenangan serta mendalami diri sendiri yang diajarkan secara simbolik dengan cara menunggui tongkat sunan Bonang yang ditancapi di tepi sungai selama pergi, hingga sunan Bonang kembali.
Sebelum sunan Bonang meninggalkan Raden Mas Said untuk menunggui tongkatnya, sunan Bonang berpesan agar banyak belajar dari mendengarkan dan membaca alam alit maupun alam ageng baik yang bersuara maupun yang tidak bersuara, yang beraksara maupun yang tidak beraksara, karena dengan kesabaran, banyak mendengar dan membaca ini akan membawa kepada pemahaman yang menimbulkan rasa cinta kepada kebenaran.
Kesabaran dalam menunggu sesuatu yang tidak pasti adalah pembelajaran dasar yang harus diajarkan secara mendalam.kepada siapa saja. Banyak manusia merugi karena tidak sabar, tidak mau mendengar dan megikuti aturan/ hukum alam yang seharusnya menjadi jalan bagi kita untuk mendapatkan sebuah kebenaran. Kesabaran menunggu bukan hanya sekedar menghabiskan waktu untuk menunggu sesuatu, tetapi dalam kesabaran menunggu ada pelatihan untuk mengendalikan diri, emosi, keputus-asaan dan mengolah kreatifitas untuk mengatasi kekosongan waktu menunggu. Mengatur kesabaran untuk menunggu sesuatu yang tidak pasti juga akan mendatangkan keteguhan dan kekuatan diri menghadapi segala sesuatu dalam menggapai cita. Kesabaran akan mendatangkan kesadaran diri, untuk mengetahui hakekat asal usul, keberadaan sekarang, dan kemana akan pergi dari kehidupan kita.
Pelajaran daar yang kedua dari sunan Bonang kepada Raden Mas Said adalah harus banyak mendengarkan dan membaca dalam arti yang seluas-luasnya. Kebenaran itu sebenarnya berada dimana saja dan pada siapa saja. Mendengar adalah melatih seseorang untuk mencari kebenaran dari berbagai sudut pandang. Kebenaran haqiqi hanya ada pada Tuhan yang Maha Absolut, Allah SWT, sementara kebenaran manusia sangatlah relatif yang sangat dibatasi oleh ruang dan waktu tertentu. Pendidikan melatih mendengar yang diajarkan sunan Bonang kepada sunan Kalijaga adalah untuk melatih diri ini mendengarkan permasalahn dan pendapat seseorang dalam mencari kebenaran. Orang yang banyak mendengar biasanya akan lebih bijak dalam melihat permasalahan dan mencari solusi. Akan timbul rasa empati dan kasih sayang di hatinya.
Melatih membaca dalam arti yang sangat luas seperti yang dipesankan oleh sunan Bonang kepada Raden Mas Said juga akan melatih manusia untuk melihat dan berpikir secara jernih dunia ini. Membaca akan melahirkan rasa tawadlu yang menghilangkan sifat merasa paling tahu dan yang paling harus didengarkan. Membaca dalam arti yang luas akan dapat melihat sinar kebenaran walaupun hanya sedikit, yang terpancar sedikit tersembunyi dari celah-celah sempit, yang orang lain mungkin tidak dapat melihatnya. Membaca alam dengan semua aktifitasnya juga akan melahirkan daya adaptasi yang tinggi terhadap masyarakat dan zamannya. Pelajaran mendengar dan membaca melahirkan empati, simpati dan daya adaptasi yang tinggi dalam diri sunan Kalijaga terhadap masyarakat Jawa, sehingga dakwahnya bisa diterima oleh masyarakat Jawa yang kali itu sudah beragama dan berbudaya. Pendidikan dasar mendengar dan membaca ini akan melahirkan kesadaran akan ruang dalam diri manusia dan bagaimana cara berdadptasinya.
Bersabar dalam menunggu sesuatu yang tidak pasti, banyak mendengar, membaca diri dan alam sekitarnya akan melahirkan kesadaran akan konsepsi waktu yang sangat berpengaruh dalam perjalanan peradaban umat manusia. "Jadikanlah waktu menjadi gurumu, dan alam sekitarmu menjadi sahabatmu" ucapan yang sepertinya diucapkan oleh sunan Bonang sebelum pergi meninggalkan Raden Mas Said
Kesabaran, banyak mendengar dan membaca akhirnya menjadikan Raden Mas Said sukses dalam menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, dan kemudia beliau dikenal dengan sebutan Sunan Kalijaga..
Dalam pendidikan Bengkel Teater WS Rendra, setiap anggota Bengkel diwajibkan untuk bangun pagi hari, membersihkan kamarnya, kemudian membersihkan luar kamar, hingga halaman rumah. Itu semua dilakukan sebelum latihan.
Kewajiban bangun pagi mendidik agar para anggota Bengkel mempunyai semangat hidup yang tinggi dan meninggalkan kemalasan. Bangun pagi ini sangat ampuh untuk mengasah daya hidup dan kreatifitas anggota Bengkel. Kemalasan adalah keterbatasan yang menghalangi kreatifitas dan daya juang.
Menyapu kamar, luar kamar, rumah, hingga halaman rumah mengajarkan untuk selalu bersih hati dan bersih diri. Di dalam hati yang bersih akan melahirkan cinta yang tanpa pamrih. Menyapu juga melatih diri untuk belajar detail menyiapkan segala sesuatu, bukankah kalau sudah berbicara detail, kita selalu kesulitan. Setiap program mempunyai kendala di detail, "Evil is in detail" kata pepatah Barat. Dengan menyapu yang baik, maka akan tumbuh sikap sabar, melatih bersih diri, dan juga belajar untuk selalu detail.
Inilah pendidikan dasar yang harus dikembangkan oleh kita semua.
SELAMAT MEMPERINGATI HARI KEBANGKITAN NASIONAL 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H