Selanjutnya, Bela Negara dimaknai sebagai sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Dalam implementasinya, ada 5 nilai dasar bela negara yang terdiri dari:Â
- Cinta Tanah Air
- Kesadaran  berbangsa dan bernegara
- Setia dan yakin pada Pancasila sebagai ideologi negara
- Rela berkorban bagi bangsa dan Negara
- Memiliki kemampuan awal bela negara baik fisik dan non fisik
Berangkat dari nilai dasar bela negara, penulis mencoba merumuskan beberapa poin yang harus termuat dalam konten positif pendidikan bela negara di antaranya:Â
- Bercerita tentang Indonesia dari berbagai dimensi
- Menurut penulis, kesadaranbela negara akan tumbuh manakala masyarakat tahu dan paham betapa kayanya Indonesia ini. Gambaran tentang keindahan Indonesia, kesatuan wilayah, kekayaan alam, hingga majemuknya budaya bisa diangkat sebagai usaha meningkatkan rasa cinta tanah air.
- Memuat identitas bangsa sebagai cara menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara
- Satu hal yang tidak boleh hilang adalah identitas bangsa Indonesia. Indonesia sebagai negara yang memiliki keragaman kebudayaan. Kebudayaan Indonesia harus selalu diangkat agar menumbuhkan rasa bangga terhadap Indonesia.Â
- Penguatan nilai-nilai Pancasila secara berulang
- Pancasila harus selalu digaungkan agar ia menjadi hal yang familiar bagi seluruh warga masyarakat. Pancasila harus menjadi sebuah dikotomi yang popular dan tidak bersifat kaku atau text book.
- Penanaman kesadaran akan ancaman nyata dan tidak nyata yang menggerogoti integritas bangsa.
- Hal ini menjadi sesuatu yang penting karena selama ini masyarakat masih menganggap bahwa mereka baik-baik saja dengan adanya arus informasi yang massif. Padahal kenyataannya hal tersebut menjadi suatu ancaman bagi integritas bangsa.
Bela negara dengan konten kreatif melalui internet kini lebih berharga daripada bambu runcing dan senjata api. Maka, pemuda bangsa perlu mempersiapkan diri untuk menguasai internet di Indonesia dengan konten-konten positif yang nasionalis dan toleran, sehingga paham radikalisme, paham Islam Transnasional, dan isu propaganda tidak akan mempengaruhi kesatuan bangsa.
Menggaet Para Kreator untuk Menciptakan Konten Positif
Sebagai usaha mewujudkan pendidikan bela negara yang kreatif, sudah saatnya bagi Kementerian Pertahanan Republik Indonesia menyadari pentingnya internet sebagai media untuk menggencarkan niatan mempopulerkan pendidikan bela negara. Hal yang bisa dilakukan adalah mengajak Kementerian atau Lembaga lain, para penyedia konten, dan masyarakat secara luas untuk bersama-sama mewujudkan konten positif sebagai upaya pendidikan bela negara. Kementerian yang pertama kali dapat diajak bekerja sama adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Pemberantasan konten negatif di internet menjadi salah satu fokus Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Beberapa saat lalu, Kominfo telah berdiskusi dengan para penyedia platform internet atau OTT (over the top) untuk sama-sama menyaring konten yang tak sesuai dengan aturan di Indonesia. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) mengatakan, selama dua tahun terakhir tak kurang dari 800.000 portal internet negatif masuk ke daftar Trust Positif Kominfo dan sudah diblokir[1]. Filtrasi bagi portal penyebar propaganda bisa dimulai dari sini.
Selanjutnya, Kementerian Pertahanan bisa merencanakan pertemuan dengan animator-animator di Indonesia untuk membuat serial film animasi ataupun sekadar video animasi berdurasi pendek. Animasi ini bercerita tentang bela negara. Mungkin dengan serial bersambung, komik, maupun sekedar gambar ilustrasi.
Di Indonesia ada beberapa studio animasi yang berkontribusi dalam pembuatan film animasi di Indonesia seperti Lanting Animation, Kumata Animation Studio, Base Studio, Infinite Frameworks, MSV Pictures, Studio Kasatmata, dan Tampar Production. Serial video animasi bela negara bisa menjadi konten positif untuk mengisi Youtube, Facebook, Twitter, dan Instagram Kementerian Pertahanan RI.
Kekuatan akun influencer di Instagram juga tak kalah menarik untuk dimanfaatkan sebagai bagian dari ikhtiar penyampaikan pendidikan bela negara. Sebut saja dagelan, hipwee, kumparan, tirto.id, dan beberapa akun instagram lain memiliki daya magnet yang kuat untuk mengubah pandangan masyarakat. Selain di instagram, akun-akun tersebut juga bergerak di ranah website sehingga upaya bisa lebih massif dna menyasar ke seluruh usia. Selanjutnya, para generasi milenial dapat melaksanakan tugasnya dengan terus memblow up konten positif yang ada di media sosial.
Agar harapan ini tidak hanya menjadi sebuah wacana, memang harus menjadi komitmen bersama antara pemerintah, swasta, masyarakat, dan media massa. Seluruh pemangku kebijakan harus menjadikan hal ini menjadi sesuatu yang penting sebagai upaya menghalau serangan di media sosial. Masyarakatpun harus mulai bijak meliterasi media agara tidak mudah terombang ambing isu yang dapat memecah keutuhan negara ini. Check and Recheck perlu ditanamkan pada setiap diri warga negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H