"Sann... dia sebenarnya suami yang baik. Cuman, dia terlalu fokus kerja", perempuan didepanku begitu cantik dan elegan.
Mira, istri atasanku, yang sangat atasanku cintai.
"Aku paham, makanya aku yang nemenin kamu, sayang", kataku dengan penuh cinta, sambil menyelipkan rambutnya yang hitam di telinganya yang mungil.
"Tapi aku ga bisa kasih harapan, aku ga mungkin ninggalin suami dan anak-anakku, Sann. Cuman, aku mencintaimu", mata Mira begitu berbinar sendu, sambil memelukku, dengan gestur minta maaf.
Aku tersenyum manis dan menggeleng lembut, kemudian mencumbunya mesra.
Mira tidak pernah tahu kalau aku begitu mencintai suaminya. Apa yang suaminya sayang, akan aku sayangi semuanya.
Aku tidak mau seperti bapakku yang menerima orang lain begitu setengah-setengah. Aku ingin lebih totalitas.
Mira begitu kesepian, maka itu aku temani.
Dengan begitu pria yang kucintai bisa tetap fokus bekerja dengan tenang, dan keutuhan keluarganya terjaga.
Mira dan siapapun yang mengenalku tidak pernah tahu bahwa aku adalah wanita yang terjebak dalam tubuh pria.
Hanya bapakku yang tahu... dan mungkin ibuku??