Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Diam-diam Mencintainya

13 Desember 2024   19:22 Diperbarui: 13 Desember 2024   19:37 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Saat aku berusia 18 tahun, pertama kalinya aku berani melawan Bapak.

"Pakkk... Jangannnn!!! Ampunn, Pak, Ampunnn", ibuku menghadangkan tubuhnya sambil berteriak memohon ampun, memelukku ketika Bapak memukulku.

"Jangan kau bela anak sundal seperti ini. Bikin malu saja!", bentak Bapak sambil memecut tali pinggangnya pada tubuh ibuku, agar segera melepaskan diri dariku.

"Bapak yang kasih contoh!!!" Bentakku, rasanya sudah tidak tahan lagi melihat tubuh ibuku selalu penuh luka, karena membelaku.

Aku dorong Bapak sekuat tenaga, hingga pria tambun itu menyerusuk jatuh.

"Ayo, Bu, kita pergi", teriakku langsung menggandeng tangan Ibu.

"Anak sialannn!!", Bapakku bangun, dan berusaha memukulku lagi, dan kali ini dengan botol yang ada di tangannya.

"Lariiii, Sannn!! Lariii!", tubuh ibuku yang mungil langsung berhadapan dengan tubuh bapakku yang begitu besar.

Aku langsung lari sekencang-kencangnya.

Aku akan kembali, hanya untuk menjemput ibu. Hanya untuk menjemput ibu. Aku berjanji dalam hatiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun