Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Diam-diam Mencintainya

13 Desember 2024   19:22 Diperbarui: 13 Desember 2024   19:37 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cinta | Foto : Pexels.com/Kristina Paukshtite

***

"Biar gimana itu bapakmu, San. Ibu yang sudah salah didik kamu".

Terngiang dengan jelas suara Ibu yang begitu memelas, saat melihat tanganku berlumuran darah.

"Bukan, Bu... dia binatang. Kalau ga ada yang bisa mengadilinya, biar aku yang mengadilinya", ketika mengucapkannya hatiku sama sekali tidak ada penyesalan.

Aku hanya ingin aku dan ibuku bahagia. Lepas dari ancaman dan perlakuan bengisnya.

"Astaqfirullah, Sannn".

Aku langsung terbangun dari tidur. Terasa mimpi itu seperti jelas terjadi.

Keringat dingin serasa mengucur deras di kepala dan tubuhku.

Astaga, Tuhan, apa benar aku yang membunuh Bapak? Ibu? Mengapa aku sama sekali tidak ingat???

Aku merasa tidak mungkin berani membunuh Bapakku, dan tidak ada alasan yang kuat mengapa juga aku harus membunuh Ibu, walaupun aku memang sering disiksa oleh bapakku.

Ibuku.... Beliau selalu melindungiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun