Membaca berita semenjak adanya invasi Rusia ke Ukraina, kemudian dilanjutkan dengan sanksi ekonomi yang diberikan pada Rusia oleh sejumlah negara, rasanya tidak aneh kalau negeri kita ini juga turut merasakan dampaknya.Â
Harga kebutuhan pokok naik dan BBM pun juga turut naik.
Kalau dilihat secara global, sebenarnya bukan negeri kita saja kok yang terkena dampaknya, sejumlah negara di Eropa, Timur Tengah, Afrika dan Australia juga terimbas. Apalagi mengingat Rusia dan Ukraina menjadi salah satu pemasok terbesar untuk sumber energi dan bahan pangan di dunia.
Di Eropa sendiri, ada Belanda , Denmark, Polandia dan Bulgaria yang pasokan gas alamnya distop oleh Rusia. Terakhir yang saya baca di artikel media resmi, Jerman kini juga sedang kelimpungan untuk menyediakan subtitusi pasokan gas alam.Â
Di Timur Tengah, ada Mesir dan Lebanon yang mengalami kenaikan harga pangan.Â
Bagaimana tidak, negeri Piramida tersebut mengimpor 80% gandum dari Rusia dan Ukraina, sedangkan Lebanon, negeri Swiss-nya Timur Tengah juga ini mengimpor 60% gandum dari kedua negara yang sedang berperang.
Turki, si empunya Cappadocia, yang dikenal negara transkontinental, malah sudah mengalami inflasi untuk harga energi dan bahan makanan akibat peperangan dua negara bekas Uni Soviet, ditambah dengan sanksi ekonomi.Â
Di Afrika sendiri juga mengalami kerugian pasokan makanan, lantaran adanya sanksi yang mempersulit masuknya biji-bijian Rusia ke benua hitam tersebut.
Jadi rasanya tidak aneh kalau Indonesia turut terkena dampak ekonomi, mengingat negeri yang dulunya dijuluki sebagai negara agraris ini juga rajin mengimpor bahan pokok, termasuk minyak.
Namun, apakah ini berarti tidak perlu melakukan demo agar pemerintah mengevaluasi lagi tentang kenaikan BBM?