Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Kemacetan di Sepanjang Jalan Jati Baru hingga Kemanggisan, Apa Penyebabnya?

2 Desember 2021   10:10 Diperbarui: 2 Desember 2021   12:38 1514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rombongan massa yang berjalan disatu ruas jalan | Dokumentasi pribadi

Kemacetan yang sangat padat terjadi di sepanjang Jalan Jati Baru hingga Kemanggisan, wilayah Jakarta, hari ini tanggal 2 Desember 2021. 

Pukul 08.30 WIB tidak biasa matahari begitu terik, menyengat kulit, padahal biasanya cuaca pagi setidaknya rada kelabu diiringi angin sepoi yang membuat adem, menutupi debu yang berterbangan dan polusi udara akibat asap kendaraan. 

Perjalanan saya dari apartemen di kawasan Jakarta Barat menuju tempat kerja di Jakarta Pusat biasanya hanya memakan waktu 15-20 menit saja, tapi hari ini durasinya menjadi lebih lama, yakni kurang lebih satu jam.

Sepertinya bukan saya saja yang merasakan durasi perjalanan terlalu lama, belum lagi suasana pagi yang tidak terlalu bersahabat, terik dan sangat silau.

Para pengendara lainnya pun merasakan hal yang serupa, karena bentuk antrian kendaraan sudah acak adut, saling serobot tidak sabar, dan bunyi klakson pun sudah tidak mempan dengan nada santai, suara do tinggi pun selalu dipakai untuk menunjukkan mereka ingin cepat tiba di tujuan.

Menuju Jalan Jati Baru, perjalanan saya terhambat dengan lampu merah. Kami harus berhenti lagi. Hanya seorang polisi saja yang saya lihat berjaga disana, itupun hanya memegang toa, sembari menonton kemacetan. 

Berjalan mendekati tiang lampu merah, barulah terlihat ada dua petugas Dishub yang membunyikan pluit, melambaikan tangan, seakan berusaha mengatur alur kendaraan yang berkelok-kelok. 

Didepannya, ternyata ada seorang polisi lainnya yang berdiri tegak disamping tiang lampu merah, sambil menyipitkan mata karena silau. Lagi, tugas beliau sepertinya mengamati kemacetan. 

Saat lampu merah sudah menunjukkan lampu hijau, kendaraan saling berlomba untuk maju ke depan. Hoho, jangan ditanya semrawutnya seperti apa, antara motor dengan motor saja ada yang bersenggolan. Namun para pengendaranya seakan tidak sempat saling melotot dan menegur.

Rombongan massa yang berjalan disatu ruas jalan | Dokumentasi pribadi
Rombongan massa yang berjalan disatu ruas jalan | Dokumentasi pribadi

Roda bergulir, barulah saya bisa melihat ada rombongan massa yang berjalan di satu ruas jalan besar, ditengahnya terdapat mobil yang mengangkut toa dan dua orang diatasnya yang melantunkan ayat Al-Quran. 

"Kak, FPI!", kata driver ojol yang saya tumpangi. 

"Hah, emang mau demo lagi, Pak?", tanya saya kelihatan sekali tidak mengikuti berita dalam negeri. 

"Bukan reuni 212, padahal gak dibolehin kemaren. Tetep ngumpul, kok ya?!", jawab si Bapak driver. 

Karena kendaraan begitu lamban untuk maju akibat macet, maka saya berkesempatan untuk mengabadikan momen massa yang datang untuk reuni 212. 

Diperempatan, depan Jalan Jati Baru, barulah saya melihat banyak polisi yang bertugas, dan mengatur para pengendara supaya tidak berdiam diri untuk menonton, melainkan melanjutkan perjalanan, agar tidak menyebabkan macet yang lebih parah. 

Jadi kesimpulan saya, kemacetan hari ini disebabkan oleh dua hal, yakni massa alumni 212 yang berjalan dalam satu ruas jalan, sehingga kendaraan hanya memakai dua ruas jalan saja (maklum tiga ruas jalan saja selalu padat, apalagi tersisa dua), dan para pengendara yang berhenti untuk menikmati pemandangan rombongan berjalan. 

Diluar dari macet, keadaan aman terkendali.

rombongan-massa-212-pakai-masker-61a8377406310e3157573292.jpg
rombongan-massa-212-pakai-masker-61a8377406310e3157573292.jpg
Rombongan massa yang berjalan dengan memakai masker | Dokumentasi pribadi

Sekian laporan dari kawasan Tanah Abang. 

Sebagai saran, untuk menghindari kemacetan, mungkin teman-teman bisa menggunakan jalur alternatif, atau minimal kalau mau menonton rombongan massa berjalan, setidaknya kendaraan dipinggirkan terlebih dahulu, sehingga tidak menganggu pemakai jalan lainnya, yang mungkin terdesak oleh waktu untuk segera tiba sampai tujuan.

Salam hangat dan sehat selalu.

Selamat menempuh bulan baru. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun