Roda bergulir, barulah saya bisa melihat ada rombongan massa yang berjalan di satu ruas jalan besar, ditengahnya terdapat mobil yang mengangkut toa dan dua orang diatasnya yang melantunkan ayat Al-Quran.Â
"Kak, FPI!", kata driver ojol yang saya tumpangi.Â
"Hah, emang mau demo lagi, Pak?", tanya saya kelihatan sekali tidak mengikuti berita dalam negeri.Â
"Bukan reuni 212, padahal gak dibolehin kemaren. Tetep ngumpul, kok ya?!", jawab si Bapak driver.Â
Karena kendaraan begitu lamban untuk maju akibat macet, maka saya berkesempatan untuk mengabadikan momen massa yang datang untuk reuni 212.Â
Diperempatan, depan Jalan Jati Baru, barulah saya melihat banyak polisi yang bertugas, dan mengatur para pengendara supaya tidak berdiam diri untuk menonton, melainkan melanjutkan perjalanan, agar tidak menyebabkan macet yang lebih parah.Â
Jadi kesimpulan saya, kemacetan hari ini disebabkan oleh dua hal, yakni massa alumni 212 yang berjalan dalam satu ruas jalan, sehingga kendaraan hanya memakai dua ruas jalan saja (maklum tiga ruas jalan saja selalu padat, apalagi tersisa dua), dan para pengendara yang berhenti untuk menikmati pemandangan rombongan berjalan.Â
Diluar dari macet, keadaan aman terkendali.
Sekian laporan dari kawasan Tanah Abang.Â
Sebagai saran, untuk menghindari kemacetan, mungkin teman-teman bisa menggunakan jalur alternatif, atau minimal kalau mau menonton rombongan massa berjalan, setidaknya kendaraan dipinggirkan terlebih dahulu, sehingga tidak menganggu pemakai jalan lainnya, yang mungkin terdesak oleh waktu untuk segera tiba sampai tujuan.
Salam hangat dan sehat selalu.