Dalam buku ini, diceritakan sastra pun sempat dijadikan alat politik pada masa pemerintahan RI terdahulu. Namun saya tidak berani menuliskannya terlalu panjang, karena saya kurang memahami isi buku tersebut. Lain waktu, saya akan membacanya kembali.Â
Tapi dari sana kurang lebih saya menyadari betapa pentingnya sastra, bidang yang saya pikir, maaf, biasa saja.
Dari dua penulis kesayangan saya ini, buku-bukunya saya jadikan pedoman, agar selalu ingat bahwa menulis merupakan aktivitas yang memiliki sentuhan keindahan, dan menulis juga merupakan salah satu cara saya untuk belajar dalam membuka wawasan yang luas, walau hanya sebuah objek kecil yang saya anggap kurang berarti.
Bagaimana denganmu? Apakah memiliki figur atau buku pedoman untuk menulis?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H