Filosofi 1 # Gula tidak Dilarutkan dalam teh, dan memang sengaja tidak diaduk.
Ketika meminumnya pertama, tentu kita akan merasa pahit, tapi semakin ke bawah akan terasa begitu manis, bahkan kemanisan. Hal ini melambangkan hidup kita pastinya tidak pernah jauh dari masalah, namun kita mesti tetap berusaha. Tiada usaha yang mengkhianati hasil, maka suatu hari usaha kita akan berbuah manis untuk kehidupan.
Begitupula dengan rangkap tugas.Â
Saat dikerjakan tidak menutup kemungkinan akan memberatkan diri kita, dari segi waktu, tenaga dan pikiran. Belum lagi belum tentu ada bonus yang menanti.Â
Berat sekarang, tapi nanti kedepannya bisa jadi ada keuntungan yang tidak disangka-sangka.Â
Misalkan, kita merangkap tugas karena ingin membantu rekan kerja.Â
Suatu hari, ketika kita sudah tidak bekerja lagi disana, dan ternyata memulai bisnis, eh, rekan kerja tersebut ternyata ingat sama kita, dan malah menjadi relasi bisnis, atau mungkin mengenalkannya dengan kenalannya, sehingga relasi bisnis kita semakin baik.
Atau bisa juga, mungkin rekan kerja atau atasan tidak mengapresiasi pekerjaan rangkap yang sudah kita kerjakan, ternyata secara tidak kita sadari, ada klien yang melihat cara kerja kita. Saat kita sudah resign, tidak menutup kemungkinan klien tersebut malah ingin kita masuk dalam perusahaannya, karena melihat kualitas kita.
Saya dan seorang teman pernah mengalaminya. Dan sangat kaget juga, ternyata diam-diam klien tersebut memperhatikan cara kerja kami (secara terpisah), hingga pernah bilang "pokoknya kalau kamu mau pekerjaan, hubungi saya saja ya, akan selalu ada posisi buat kamu", katanya.Â
Jadi, rangkap tugas, pedih dan berat diawal, menyenangkan diujungnya secara tidak disangka-sangka.Â
Filosofi 2 # Takaran gula sesuai aturan
Kalau dalam teorinya, porsi gula yang tepat untuk teh adalah 2 sendok teh. Tapi bisa disesuaikan lagi dengan kebutuhan, ataupun tempat kita menyediakan teh.