Tidak hanya itu, kecintaannya pada kreasi tangan, membuat dirinya sering diundang sebagai pengajar untuk komunitas ibu-ibu dalam membuat kreasi tangan.Â
Hingga kini saya memperhatikan brandnya terus bertumbuh, ia seringkali diundang dalam event-event mengusung tema etnik dan brand lokal untuk mengadakan bazaar. Tidak hanya itu, melalui Instagramnya, saya memperhatikan ia seringkali diajak kerjasama dengan brand lokal lainnya dalam memproduksi produk kreasi tangan pengrajin.Â
Jujur, saya kagum sekali mendengarkan penuturan Selly tentang perjalanannya mengolah rasa cintanya pada kreasi tangan, dimulai dari rasa penasaran mengapa bisa gagal pada satu mata kuliah, yang akhirnya malah menjadi kunci dirinya menemukan passion dalam membangun brandnya sendiri.
Dari Selly, saya belajar untuk memupuk sikap pantang menyerah pada kegagalan, atau tidak terlalu sibuk menemukan passion supaya bisa bekerja lebih bersemangat dan produktif. Justru dari keinginan untuk bangkit dari kegagalan lah dan sikap mau belajar dengan gigih membuat kita mempelajari hal baru dan menemukan passion baru yang selama ini tidak kita sangka bakal kita sukai.
Tidak menutup kemungkinan, sikap mau belajar tersebut malah membentuk pribadi kita menjadi pribadi yang lebih inovatif dan menuntun kita meraih kesuksesan. Asalkan sabar dan tidak mudah putus asa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H