Ia sempat kuliah dibidang studi kaligrafi. Dan seperti yang kita tahu, beliau malah mendirikan perusahaan Apple yang berbasis teknologi, sangat jauh dengan apa yang dipelajarinya saat kuliah.
Namun, ada hal yang ia katakan, "jika aku tidak menghadiri kuliah tunggal di perguruan tinggi itu, maka Mac tidak akan memiliki beragam huruf cetak ataupun huruf dengan spasi sejajar."Â
Nah, ada gunanya, kan, kuliahnya Steve Jobs? Banyak dari kita yang menjadi pengguna Apple menikmati jenis tulisannya.
Goenawan Mohamad, yang menjadi wartawan senior yang mendapatkan penghargaan CPJ International Press Freedom Awards (1998), the International Editor of the Year Award (1999) dan the Dan Davidn Prize (2006).
Tulisan Catatan Pinggirnya di Tempo sangat terkenal hingga dijadikan buku yang berjilid-jilid. Tapi beliau sama sekali bukan lulusan Ilmu komunikasi bidang jurnalistik, malah beliau menempuh pendidikan psikologi di Universitas Indonesia, kemudian Ilmu Politik di Belgia. Namun hal tersebut bukan menjadi penghalang baginya untuk menjadi wartawan yang sangat kompeten dimasanya, dan mendapatkan penghargaan.Â
Kemudian, dari ilmu yang didapat saat kuliah, ternyata bisa membantu menghemat pengeluaran usaha berdasarkan pengalaman owner Ding!Cafe yang dipanggil Rati.
Ia lulus jurusan komunikasi, tidak pernah terbayang olehnya untuk mendirikan bisnis coffee shop. Bahkan bisa dibilang ia sama sekali buta dengan bisnis seperti itu. Tapi karena dukungan keluarga dan pacarnya, ia pun memberanikan diri mendirikan usaha tersebut dengan mengalokasikan budget yang penting dikeluarkan.Â