Salah satunya Subak Jatiluwih milik Bali.
Coba Anda perhatikan Google Doodle hari ini, mereka menampilkan Subak Jatiluwuhnya Bali, yang merupakan sistem irigasi tradisional Bali. Ada 4 alasan yang membuat Subak Jatiluwuh ini disematkan sebagai Warisan Dunia tak Benda, antara lain masih asli, varietas padi yang ditanam merupakan padi bali merah (varietas lokal), estetikanya sangat indah, dan masih memakai sistem tradisional untuk melestarikannya.
Tidak itu saja, ada Angklung, Gamelan, Lumpia, Sekaten, Wayang Kulit dan masih banyak lagi budaya kita yang sudah dipatenkan sebagai Warisan Dunia Tak Benda pada masa pemerintahan Presiden SBY. Kemudian diera pemerintahan Presiden Jokowi, pematenan budaya Indonesia ini dilanjutkan, daftarnya bisa Anda baca di website resmi Kementerian Pendidikan dan Budaya. Klik disini.
Saya tidak menulisnya satu per satu karena sangat panjang sekali. Makin dibaca, kita akan semakin menyadari kalau budaya Indonesia benar-benar sangat kaya, bahkan kalau dihitung pakai duit, sampai cape kali ngitungnya. Hehe.
Mengapa saya berterimakasih pada Presiden SBY?
Semenjak kepemimpinan beliau, budaya Indonesia semakin banyak dipatenkan, dan membuat masyarakat kita semakin melek dengan kebudayaan sendiri. Walau sebagian besari dari kita masihlah mengagumi budaya luar negeri seperti Jepang dan Korea, akan tetapi kita tidak pernah meninggalkan ataupun menganggap budaya kita kuno, melainkan unik dan estetik.
Kesadaran ini muncul semenjak Batik menjadi pakaian yang wajib kita pakai.Â
Hal ini mencegah negara tetangga mengklaim Batik sebagai warisan budaya miliknya. Karena kewajiban tersebut, pada akhirnya Batik tidak hanya dinikmati orang luar saja, akan tetapi masyarakat kita sendiri juga mulai merasakan ada chemistry dengan batik.
Batik tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang kuno ataupun antik, atau hanya untuk orang tua saja, akan tetapi Batik sudah menjadi bagian dari kehidupan kita.Â
Nah, kalau misal dulu Pak SBY tidak menerapkan aturan wajib pakai Batik, bisa saja warisan budaya kita ini diklaim oleh  negara lain kan? Apalagi kebanyakan Batik lebih dinikmati oleh wisatawan ketimbang masyarakat kita sendiri. Karena kita sering mengenakkannya, dan banyak desainer-desainer Indonesia yang mengkreasikan fashion Batik sesuai dengan zaman, membuat kita semakin melihat keindahan dari seni Batik itu bagaimana.
Sama seperti kata pepatah, "makin dilihat, makin sayang".Â