Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Virus Korona yang Terinspirasi dari Thanos, Apakah Saatnya Kita Merefleksi Hubungan Kita dengan Alam?

18 Mei 2020   05:10 Diperbarui: 18 Mei 2020   05:25 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ingat peran Thanos di film Avenger? 

Yap, menghilangkan setengah populasi didunia, tujuannya untuk menyelamatkan bumi, katanya. Sebagai manusia, kita pasti sedih banget harus kehilangan keluarga, kerabat, teman ataupun tetangga begitu saja. 

Itu pikiran manusia, bagaimana dengan cara berpikirnya alam?

Kita andaikan alam bisa merasakan dan berpikir seperti manusia. Seperti kata Captain America, polusi udara berkurang, jalanan engga terlalu macet, kehidupan pun jauh lebih damai, karena manusia menghormati hari-hari kebersamaannya dengan orang-orang disekitarnya, ngeri tahu-tahu hilang.

Kalau dipikir-pikir virus korona bisa jadi macam perwujudan dari Thanos. 

Kita bisa lihat orang yang terjangkit virus korona ini dari awalnya ada gejala-gejala penyakit, hingga akhirnya bisa jadi kita ataupun orang sekitar positif korona tanpa gejala sama sekali. Penanganan terhadap virus ini pun sempat membuat para tenaga medis di seluruh dunia kelabakan, sampai para ilmuwan berusaha menciptakan vaksin dari virus ini.

Akibatnya yang meninggal tidak sedikit, bahkan sudah hampir dua bulan ini, kita seperti terpenjara didalam rumah, engga boleh kemana-mana, dan kalaupun terpaksa harus pergi, mesti bawa perlengkapan "perang", yakni masker, sarung tangan, kacamata dan hand sanitizer. 

Mungkin kita sebagai manusia pasti sangat bersedih, bosan dan mulai ada ketakutan untuk berinteraksi dengan orang lain yang pernah terpapar virus korona. Tidak itu saja, perekonomian kita secara global pun semakin terpuruk, kita dipaksa untuk ngirit dan menikmati kehidupan apa adanya, sambil menunggu aturan pemerintah yang senang berubah-ubah sesuai kondisi keuangan negara.

Tapi coba kita berhenti sejenak memikirkan nasib kita dengan menikmati udara dipagi hari dari jendela rumah, apakah lebih sejuk? Apakah kicauan burung lebih nyaring dan bernada dari biasanya?

Andai alam bisa berbicara, apakah alam sekarang ini serasa lebih bernafas dari segala polusi yang kita timbulkan melalui asap kendaraan, pembuangan sampah yang sembarangan, dan sebagainya?

Refleksi ini saya dapatkan dari IG Live-nya Zerowaste.id_official bersama dengan DK Wardhani, yang membahas tentang Adab Lingkungan dari Sudut Pandang Islam. Banyak pelajaran yang saya dapatkan dari diskusi tersebut, satu hal yang paling menyentuh saya adalah kita, manusia, ditugaskan ke bumi untuk merawat. Hanya merawat! Tuhan sudah memberikan kita semua hal yang kita butuhkan, kenapa merawat saja rasanya berat sekali?

Pikir-pikir, iya juga ya, lah kalau terjadi bencana alam, padahal ulah manusia, kenapa kita menyebutnya musibah dan ujian dari Tuhan? Padahal hal tersebut karena kelalaian kita menjaga dan merawat bumi.

Anggaplah virus korona ini memang karena alam ngambek sama kita. Mungkin sudah saatnya kita berhenti memikirkan diri kita dan saudara kita lainnya, dan mulai memikirkan perasaan alam bumi ini, supaya terjadi keseimbangan hidup, dan bencana alam pun bisa terhindarkan.

Saya tidak mau ikut berkonspirasi, karena kalau dipikir-pikir lagi ya (ini menurut saya pribadi) andai salah satu teori konspirasi yang beredar itu benar, kita bisa apa? Apakah kita punya data yang valid untuk membuktikan teori konspirasi itu benar? Andai memang virus korona ini adalah senjata biologis, dan ketahuan siapa penciptanya, terus mau bagaimana? Apakah kecaman, petisi ataupun penolakan vaksin bisa menjadi solusi bagi nyawa kita dan keselamatan perekonomian negara?

Jadi akan lebih sehat bagi diri kita sendiri, untuk tetap menjaga pikiran kita positif dan tenang. 

Dimasa-masa sulit seperti sekarang, kita perlu  menjaga diri kita sendiri dari rasa stress dan pikiran negatif Lah, kalau kita sampai depresi, misalnya, yang mau bantu kita siapa? Apakah teori konspirasi itu bisa membantu menyembuhkan?

Saya mengamini satu quotes dari Nadia Hutagalung, yakni "pikiran yang tenang dan positif bisa menciptakan ide yang kreatif", saat perekonomian kita lagi lesu sekarang, tentu bermuram durja tidak akan menyelesaikan masalah, kita perlu semangat dan ide-ide yang kreatif supaya kita bisa lebih survive menjalani kehidupan kita sampai kedepannya.

Jadi, mari yuk temenan dengan alam, demi keselamatan bersama, jangan sampai ada bencana alam berikutnya lagi, yang ujung-ujungnya bikin kita sengsara lagi.

Salam sehat

Referensi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun