Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ketika Pemerintah Pusat Senang Bermain Kata

3 April 2020   19:28 Diperbarui: 3 April 2020   19:45 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi permainan kata | Foto Appanie.com

Nah, dalam hal karantina, pemerintah daerah kan mesti ngikut apa kata pusat, pemerintah pusat hanya mengimbau, tapi pemerintah harus tegas memberlakukan libur sampai tanggal 19 April 2020.

Hmmm.. jadi artinya? Work from home sampai tanggal 19 April apa engga nih? 

Mungkin saya akan dijawab, "Tinggal wfh  aja kok repot".

Jangan salah, perusahaan butuh omset, apalagi beberapa bulan belakangan pemasukan perusahaan seperti air yang mengalir dipipa yang tersumbat. Pemerintah juga merasakannya, ya toh? Buktinya Zoom dan Netflix saja mau diincar pajaknya. Hehe. Padahal itu jalan kami supaya bisa wfh dan anteng dirumah sesuai dengan anjuran pemerintah, supaya tidak digerami presiden. 

Karyawan kan perlu uang makan dan perusahaan berusaha sebisa mungkin jangan sampai ada PHK, dan kalau bisa THR nanti bisa diberikan pada karyawan.

Omset dari tanggal 5 April sampai 19 April 2020 itu sangat berarti bagi perusahaan dan pemenuhan kewajiban untuk karyawan. Tapi, perusahaan juga tidak mau memperbesar risiko karyawan sakit karena kesimpang-siuran kebijakan. Jangan sampai karena mau omset, karyawan malah kena sakit, apalagi virus corona ini menyerangnya tanpa tebang pilih tanam.

Selain itu, pajak memang mau mengerti omset perusahaan bagaimana? Lebaran tahun lalu saja, jelas-jelas omset perusahaan sangat kecil, tapi kantor pajak rajin sekali mengirimi perusahaan surat cinta untuk menaiki PPH Bruto. Padahal perusahaan sudah membayarnya sesuai fakta sebelum tanggal 10.  

Namun beruntung, biar bagaimana pun perusahaan lebih mengedepankan keselamatan nyawa ketimbang omset. 

Ditengah kebingungan, akhirnya saya berinisiatif untuk bertanya pada pengurus lingkungan sekitar kantor supaya tahu work from home diperpanjang atau tidak. Tapi pengurusnya sendiri masih bingung, bahkan malah mengatakan, "kita lihat situasi saja nanti". Hohoho.. 

Disini saya seperti bermain kata di Instagram. Contohnya:

"Ayah Rima memiliki 5 anak, namanya Rara, Riri, Ruru, Rere. Tahukah kamu siapa nama anak kelimanya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun