Serangkaian jabatan Menteri dan Wakil Presiden pernah disandangnya. Tapi beliau tidak pernah sekali pun terdengar menjelekkan teman pejabat lainnya supaya terlihat lebih "Wah".Â
Saat usai perang diawal kemerdekaan, beragam kepala daerah dan provinsi sempat ragu untuk bersatu dengan Indonesia. Saat itu pengaruh Kasultanan Yogyakarta sangatlah tinggi, apalagi para pemimpinnya murni keturunan Majapahit asli, beliau memakai pengaruhnya bukan untuk dirinya pribadi, malah membujuk dan meyakinkan sejumlah kepala daerah dan provinsi untuk bergabung dengan Indonesia, bersatu dan berdaulat agar tidak ada lagi penjajahan yang menyengsarakan. Sultan HB IX percaya bahwa Presiden Soekarno adalah sosok pemimpin negara ideal yang dapat memimpin negeri ini.Â
Dari sini terlihat kan bahwa beliau sama sekali tidak tamak kekuasaan. Beliau paham akan porsinya, dan secara tenang, rendah hati dan diam-diam, beliau terus mendukung dan mendorong bersatunya Indonesia, sebagai serangkaian jabatan Menteri yang disandangnya.
Kemudian saat beliau menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia, dimana kas negara masih belum stabil, Sultan HB IX sangat berperan besar dalam berdiplomasi dengan banyak negara untuk berinvestasi di Indonesia. Saat itu beliau, Presiden Soeharto dan Adam Malik dijuluki Tiga Serangkai, karena saat masa-masa mereka bekerja sama, ekonomi Indonesia mulai terangkat dan stabil.Â
Sultan HB IX hanya memangku jabatan sebagai Wakil Presiden RI hanya satu periode saja, ketika kembali ditawarkan dan dibujuk untuk kembali menjabat sebagai Wakil Presiden, beliau selalu menolaknya. Tersiar kabar alasan yang sebenarnya sampai kini masih menjadi misteri bahwa alasan beliau mundur dikarenakan Peristiwa Malari dan Presiden Soeharto hanyut pada KKN.
Sultan HB IX akhirnya lebih berkonsentrasi pada bidang olahraga dan pramuka. Dalam bidang pramuka, beliau menanamkan nilai-nilai kedisiplinan, jiwa yang tangguh dan mandiri, serta memiliki semangat gotong royong, agar generasi penerus bangsa tidak lagi mudah diprovokasi oleh pihak asing, dan tidak mudah mengeluh pada kesulitan yang melanda hidup. Berkat semangat beliau, Sultan HB IX diberikan penghargaan tertinggi oleh dunia, yakni Bronze Wolf Award dari World Organization of the Scout Movement tahun 1973, serta dinobatkan sebagai Bapak Pramuka Indonesia tahun 1988.Â
Selama masa hidupnya, beliau seringkali ditawarkan agar kisah heroiknya ditulis dalam buku sejarah, bahkan putranya, Sri Sultan Hamengkubuwono X juga berencana untuk menulis tentang peran Sultan HB IX dalam sejarah berdirinya Indonesia. Karena beliau benar-benar memiliki peran yang sangat besar dalam kemerdekaan Indonesia, kalau tidak ada dukungan penuh dari beliau, Indonesia belum tentu bisa merdeka seperti sekarang.
Namun semua itu ditolaknya, Sultan HB IX menuturkan kepada Sultan HB X, bahwa tidak perlu hal tersebut diingat-ingat, masyarakat mau ingat beliau atau tidak, sama sekali bukan masalah. Beliau hanya ingin melakukan tugasnya, yakni mengabdi kepada masyarakat.
Buku Takhta untuk Rakyat sendiri baru bisa terangkum atas desakan sejumlah pihak, dan itupun perlu proses pembujukkan yang cukup panjang.Â
Dan saya sangat kagum pada pahlawan nasional seperti ini. Hehe.
# Pribadi yang sangat berkharisma dan rendah hatiÂ