Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Penggunaan Lampu Sein Kendaraan yang Mulai Terlupakan

26 Desember 2019   13:01 Diperbarui: 26 Desember 2019   13:14 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari lalu, ceritanya saya menyetir mobil setelah lama mengalami trauma kecelakaan, akhirnya saya memberanikan diri lagi. 

Awalnya semuanya berjalan mulus, eh tapi saat memasuki kawasan Karang Tengah sekitar pukul 16.00 WIB, mulai terjadi kemacetan. Seperti biasa lah ya, mobil-mobil pasti berlenggak-lenggok kesana kemari supaya lebih cepat sampai tujuan. Padahal ya mentok-mentok juga, dalam pikiran saya, entah untuk apa meliuk-liuk seperti itu kalau laju jalan memang sedang stuck. 

Dalam perjalanan, saya hampir beberapa kali menabrak dan ditabrak. Salah saya sendiri masih sangat awam dan tidak memiliki indera keenam, supaya tahu, "Oh mobil ini mau ke kiri, oh mobil sebelah kiri saya mau motong jalan", dan sebagainya. Jantung saya pun dibuat berolahraga sangat kencang ketika tiba-tiba mobil meliukkan body-nya tanpa lampu sein sama sekali. Atau ada juga yang menyalakan lampu sein, kalau sudah ada didepan saya.

Dan saat itu rasanya ingin sekali saya mengatakan, "Ini nih yang benar namanya, maaf, set*n", karena sama sekali tidak tahu aturan, dan membuat biang celaka. Bahkan makhluk halus yang sering kita sebut sebagai s*t*n, tidak akan menganggu dan membuat kita celaka, kalau kita tidak menganggu kehidupan mereka.

Dari sana saya akhirnya bisa memahami kalau ada driver yang suka emosi, dan memaki-maki. Saya sendiri juga rasanya ingin memaki ketika itu. Tapi saya masih berusaha tenang. 

Sampai memasuki kawasan keluar tol, mulai banyak motor yang berseliweran. 

Kalau kata orang, kebanyakan emak-emak atau wanita yang tidak menyalakan lampu sen ketika berkendara, atau mereka menyalakan lampu sennya ke arah yang salah. Sepertinya sekarang sudah hampir menular ke Bapak-bapak ataupun anak muda laki-laki. Kalau kiasan katanya, mereka berkendara seenak udel e. Tidak semua sih, tapi ada juga yang seperti itu.

Belum lagi, saking para pengendara motor ini punya nyawa lebih banyak dari kucing sepertinya, main silap saja tanpa memperhitungkan kecepatan mobil ataupun sama sekali tidak mengindahkan lampu sein yang sudah diberikan mobil sebagai aba-aba. 

Tidak hanya kejadian di hari itu saja.

Saat saya sedang berkendara motor, bisa tiba-tiba ada mobil yang menyilap karena mau parkir tanpa lampu sein sama sekali. Bahkan ancang-ancang mau berbelok saja tidak ada, langsung saja berbelok drastis. Untung rem motor saya, pakem, sehingga tidak terjadi kecelakaan. 

Kemudian saya melanjutkan perjalanan, ternyata mobil tersebut ada dibelakang saya, dan berusaha melewati kendaraan lainnya. Saat berada dipertigaan, saya sengaja melambatkan laju kecepatan supaya tidak terjadi kecelakaan, khawatir mobil tersebut tiba-tiba berbelok. Eh, benar saja, mobil tersebut tiba-tiba berbelok tanpa aba-aba sama sekali, dan kebetulan ada motor lain yang muncul dari arah yang berbeda. Dan DUARR.. terjadilah kecelakaan. 

Tidak lama warga sekitar yang melihat, menghampiri dan membantu sang pengendara motor tersebut berdiri. Pengendara mobil keluar dan marah-marah terhadap pengendara motor karena sudah membuat mobilnya penyok.

Hmm...jujur saja saya cukup merasa geram terhadap tata cara berkendara yang seperti itu. Memang sih hidup dijalan itu keras, tapi ga mesti harus begajulan tanpa tata krama berkendara kan?! 

Saking takutnya saya salah memaknai kegunaan lampu sein, akhirnya saya pun mencari tahu dari Mbah Google. Salah satu sumber yang memuatnya adalah Wikipedia, dimana didalamnya dijelaskan kegunaan Lampu Sein, antara lain :

  1. Sebagai TANDA BELOK
  2. Sebagai TANDA UNTUK MENDAHULUI KENDARAAN DIDEPAN
  3. Sebagai TANDA INFORMASI UNTUK KENDARAAN DARI ARAH BERLAWANAN
  4. Sebagai TANDA PINDAH JALUR 

Hoho.. ternyata banyak juga ya kegunaan lampu sein. Dan alangkah baiknya bila manfaat lampu sein ini tidak dilupakan. 

Sebagai ilustrasi, apabila nih kita lupa menyalakan lampu sein dan langsung berbelok saja, masih untung kalau hanya tersenggol dibagian sisi kendaraan saja, bagaimana kalau sampai berhubungan dengan nyawa? 

Tiba-tiba rem kendaraan yang kita salip ternyata blong, atau tiba-tiba pengendaranya terkena serangan jantung karena kita belok atau berpindah jalur tanpa aba-aba? Bukankah kita akan menyesal seumur hidup, karena kita mengakibatkan seseorang merenggang nyawa. Dan bagaimana dampaknya ke kita? Kalau kita selamat, masih beruntung, bagaimana kalau sampai kita, maaf, cacat??! Bukankah kita menyusahkan keluarga karena ulah kita sendiri yang tidak menggubris manfaat dari lampu sein?

Belum lagi, misalkan ternyata karena kita tiba-tiba menyalip tanpa lampu sein, kemudian menimbulkan kecelakaan beruntun. Kalau salah satunya adalah tulang punggung keluarga, lantas bagaimana nasib keluarganya? Apalagi kalau ada anak yang masih kecil atau anggota keluarga yang sedang sakit dan butuh banyak biaya? Bagaimana rasa menyesal kita nantinya?

Maka, lebih baik lampu sein ini dinyalakan ketika kita mau berbelok, berpindah jalur, mendahului kendaraan atau menyalip dari arah yang berlawanan. Dengan begitu kita bisa mengurangi dampak risiko yang besar, seperti kematian ataupun kecacatan. Toh kan tidak susah, tinggal menggeser panelnya sedikit, lampu seinnya langsung menyala. 

Selamat berlibur :)

Referensi

Wikipedia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun