Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Berkunjung ke Kota Terlarang Sembari Menjelajahi Sejarah dan Kebudayaan China

19 Desember 2019   09:29 Diperbarui: 19 Desember 2019   15:09 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa dari Anda yang menyukai sejarah? 

Kalau ya, berarti satu hobi dengan saya. Hehe. Saya paling suka intrik dan strategi perang kerajaan, bagaimana seorang raja bisa menduduki takhta, bagaimana seorang permaisuri bisa mencapai kedudukannya, dan bagaimana suatu negara bagian bisa menguasai negara lainnya, dan masih banyak lagi. 

Walau saya sendiri bukanlah ahli strategi, tapi saya sangat mengagumi keahlian mereka berstrategi, baik itu akhirnya menang ataupun kalah.

Kerajaan China, banyak buku dan film yang menyuguhkan kisah menarik, ada yang sesuai dengan catatan sejarahnya langsung dan ada juga yang di-mix, antara fiksi dan non fiksi sehingga bisa menggugah emosi penonton ataupun pembaca. 

Walaupun begitu, ada pesan moral dan nilai-nilai tertentu yang saya dapatkan, yang paling utama adalah kesabaran menunggu waktu yang tepat. Kalau ini masih dalam proses saya belajar. Hehe.

Tahun 2018 kemarin, saya berkesempatan mengunjungi Kota Terlarang, kemudian berlanjut ke Tembok Besar China.

Karena sering membaca dan menonton tentang kerajaan China, hawa-hawa balik ke zaman baheula sangat terasa. Cuaca saat itu sangat panas sekali, sampai tour guide menawarkan kami untuk berjalan dipinggir Kota Terlarang saja. 

Saya dan adik tidak peduli panas atau tidak, kami ingin menikmati kebudayaan dan sejarah yang selama ini hanya bisa kami saksikan melalui media. Akhirnya keluarga pun mengalah, ikut masuk ke Kota Terlarang.

Foto Presiden pertama RRC, Mao Zedong | Dokumentasi pribadi
Foto Presiden pertama RRC, Mao Zedong | Dokumentasi pribadi
Di depan gerbang Kota Terlarang, ada foto Presiden Mao Zedong (baca: Mau Ce Tung), presiden pertama ketika sistem pemerintahan China berubah dari monarki menjadi republik. 

Foto tersebut dipajang sebagai rasa terima kasih rakyat China terhadap Mao Zedong, yang berhasil membawa keselamatan mereka dari kezaliman kerajaan terakhir yang bekerja sama dengan penjajah dan malah membuat rakyat sangat menderita.

Walau negara luar berpendapat sistem pemerintahan mereka yang menganut paham komunis, tidaklah benar, namun rakyat China pada saat itu tidak terlalu ambil pusing.

Itu karena mereka sudah terbiasa dalam satu komando, kemudian sistem pemerintahan yang menganut paham monarki sempat berubah menjadi liberalisme, sistem yang dianggap baru dan bisa membawa kehidupan masyarakat lebih baik. 

Dulu, sebelum Mao Zedong, China sempat diperintah oleh Chiang Kai Sek (baca: Ciang Khai Sek) sebagai presiden China, namun ternyata istrinya melakukan korupsi besar-besaran, yang ujung-ujungnya membuat masyarakat kembali ringsek. 

Melihat paham liberalisme yang sama sekali tidak membantu keadaan lebih sejahtera, ketika Mao Zedong mengambil alih kekuasaan, maka masyarakat China yang sifat kebudayaannya heterogen, memilih menjadi satu suara, bersatu dengan pemerintah, tanpa ada kehadiran pihak asing yang malah menyengsarakan kehidupan mereka. 

Oleh Mao Zedong pun menghimbau masyarakat tidak boleh ada yang berkowtow (berlutut sebagai rasa hormat) kepada siapapun, termasuk presiden dan pejabat negara. 

Semua yang tinggal di China berkedudukan terhormat dan sama-sama ciptaan Tuhan, jadi tidak ada yang perlu menundukkan badan begitu rendah sebagai lambang yang disembah itu seakan lebih tinggi dan keturunan dewa.

Pintu gerbang disisi kiri dan kanan dengan besi bulat berjarak rapat| Dokumentasi pribadi
Pintu gerbang disisi kiri dan kanan dengan besi bulat berjarak rapat| Dokumentasi pribadi
Lanjut, saat di gerbang, kita akan melihat pintu gerbangnya banyak besi bulat-bulat yang jaraknya sangat rapat, dan tekstur besinya sendiri sangat sempit. 

Ternyata hal tersebut bukanlah desain eksterior belaka, akan tetapi strategi agar kelompok yang ingin menyerang Kota Terlarang, tidak mudah mendobrak ataupun memanjat pintu gerbang.

Akhirnya memasuki Kota Terlarang, wuiih.. benar-benar kota! Luas sekali! Tangganya juga banyak sekali! Sepertinya orang dulu itu demen tangga ya, baik di Indonesia maupun China, pasti bangunan sejarahnya ada tangga. Di sana, tour guide menjelaskan ada 800 bangunan. Mantap jiwa!

Lorong menuju ruang kekaisaran| Dokumentasi pribadi
Lorong menuju ruang kekaisaran| Dokumentasi pribadi
Di bagian sisi kiri dan kanan saat kita pertama kali masuk Kota Terlarang, akan ada bangunan. Nah, katanya di sana tempat pejabat berganti baju kebesaran sebelum bertemu kaisar, dan tempat para kasim ataupun prajurit berkumpul sebelum upacara kerajaan. 

Disayangkan, saya dan keluarga tidak bisa memasuki area tersebut untuk mempercepat waktu berkunjung, hanya bisa berfoto di depan gerbang.

Dari gerbang, kita akan melihat ada 3 genting yang menonjol, bagian kiri, tengah dan kanan. Genting bagian tengah adalah bangunan ruang rapat kaisar, dari situ ia memberikan perintah dan mendengarkan laporan dari para menteri kerajaan. 

Salah satu sisi istana setelah memasuki gerbang | Dokumentasi pribadi
Salah satu sisi istana setelah memasuki gerbang | Dokumentasi pribadi

Genting bagian kiri dan kanan adalah rumah permaisuri, yang ternyata zaman dahulu kaisar memiliki dua permaisuri, permaisuri timur dan barat.

Permaisuri yang pertama kali dinikahi akan dianggap sebagai ibu negara, dengan panggilan Huang Hou (baca: huang hou) dan permaisuri yang dinikahi sebagai istri kedua akan memiliki kuasa yang hampir sama dengan ibu negara di kekaisaran, hanya saja derajatnya dibawah permaisuri pertama. 

Nah, istri kedua ini biasa dipanggil Gui Fei (baca: Kuei fei).

Kedua pernikahan ini biasanya pernikahan politik, dimana keluarga masing-masing permaisuri memiliki kekuasaan yang besar didaerahnya atau memiliki banyak bala tentara. 

Bagian tengah adalah ruang rapat kaisar, bagian kiri dan kanan genting yang terlihat lebih menonjol adalah rumah permaisuri | Dokumentasi pribadi
Bagian tengah adalah ruang rapat kaisar, bagian kiri dan kanan genting yang terlihat lebih menonjol adalah rumah permaisuri | Dokumentasi pribadi

Jadi, ketika pernikahan ini terjadi, maka kaisar sedang menggenggam kekuasaan suatu wilayah. Kalau Anda berpikir menikah dengan kaisar itu indah, hehehe... itu hanya nikmat duniawi yang membawa sengsara. Hanya sedikit kaisar yang benar-benar mencintai permaisurinya.

Kemudian saya menaiki tangga, di sana ada dua sisi kiri dan kanan dan ditengahnya ada ukiran naga yang merupakan lambang kaisar China. 

Di tangga tersebut biasanya kaisar ditandu oleh para pengawal kerajaan, tandu tersebut harus melewati bagian lambang naga tersebut, yang artinya kaisar, keturunan Dewa, menunggangi naga. Hehe, saya pun membayangkan, andai kaisarnya gemuk, kasihan sekali para pengawalnya harus naik tangga sambil mengangkat beban. 

Lewat dari kaisar, seperti ibu suri ataupun permaisuri sekalipun sama sekali tidak boleh ditandu, karena hal itu sama saja melakukan pengkhianatan karena ada keinginan sebagai kaisar. 

Ruang rapat kaisar| Dokumentasi pribadi
Ruang rapat kaisar| Dokumentasi pribadi
Berjalan lebih ke dalam lagi, ada ruang rapat kaisar yang ternyata tempat duduknya hampir sama dengan film Ru Yi's Royal Love in The Palace, dimana ukurannya kecil, berwarna kuning, dan tidak ketinggalan singgasana tersebut ada ukiran naga. Untuk melihat ruangan ini, wisatawan hanya diizinkan mengambil foto dari area luar saja.

Warna kuning seringkali dipakai oleh kaisar, karena dianggap bersinar seperti matahari menandakan keagungan seorang pemimpin negara. Tidak boleh ada orang lain, walaupun itu putra mahkota (anak yang nantinya akan menjadi kaisar) diperbolehkan memakai warna kuning, karena sekali lagi akan dianggap sebagai pengkhianatan.

Kaisar zaman baheula ternyata parnoan ya. Hal-hal kecil tidak boleh "disikut" sedikit, langsung dikatakan pengkhianatan.

Hal tersebut sebenarnya wajar, mengingat perjuangan para kaisar dalam menduduki takhtanya, contohnya Huang Di (baca : Huang Ti), kaisar pertama Tiongkok yang berhasil menyatukan seluruh kerajaan yang ada di wilayah China yang begitu luas. 

Tikung-menikung antar sahabat ataupun keluarga menjadi hal yang lumrah, akibat tidak adanya kesepakatan dalam ideologi, hal tersebut menjadikan para kaisar mudah curiga terhadap orang-orang terdekatnya, bahkan dengan anak sendiri.

Diceritakan bahwa kalau mau bertemu dengan Huang Di, para pejabat negara haruslah tidak boleh membawa apapun kecuali diri sendiri, ketika mau memasuki ruang kerajaan, para pejabat ataupun kasim akan digeledah satu persatu dan penggeledahan akan dilakukan beberapa tahap pada setiap jengkal perjalanan menuju ruang kaisar. 

Bahkan istri yang akan ditiduri oleh Huang Di, harus dijemput oleh para kasim dan tidak boleh mengenakkan sehelai benang pun, kecuali ditutupi selimut. 

Hal ini mencegah bila ada pembunuh terselubung. Dan budaya istri yang dijemput, kemudian dibawa dengan hanya menggunakan selimut tebal, terus berlanjut, walaupun sudah berganti-ganti dinasti pemerintahan.

Ruang tamu kaisar | Dokumentasi pribadi
Ruang tamu kaisar | Dokumentasi pribadi
Di belakang ruang kerajaan, yang tentunya perjalanannya cukup memakan waktu ada istana raja menerima tamu secara pribadi, disebelah pojok kanan depan ada tempat tidur yang terlihat tidak empuk, dan posisinya ada didekat jendela. 

Tapi katanya, itu sudah ranjang terbaik masa itu. Huhu, bagaimana bentuk ranjang rakyatnya ya, tempat tidur kaisar saja seperti triplek diberi kain warna merah saja.

Tempat tidur tersebut hanya boleh ditiduri kaisar dan permaisuri bila sedang beristirahat, kain warna merah sengaja dipasang menyimbolkan pernikahan yang bahagia.

Bicara tentang permaisuri, pastinya akan ada intrik-intrik dengan para selir lainnya dalam istana, seperti yang ada difilm-film.

Kedua permaisuri dan para selir seringkali mengadakan pertemuan. Pertemuan tersebut sebenarnya bukanlah bertujuan kongkow santai semata, akan tetapi sekaligus melancarkan lobi kedudukan. 

Tahukah Anda, di balik obrolan santai mereka dan halusnya tutur kata mereka mengandung intrik yang tidak sekadar hanya karena kesyirikan, istri yang satu lebih disayang kaisar daripada istri yang lain, akan tetapi setiap kedudukan para istri akan memengaruhi kedudukan kekuasaan ayah mereka masing-masing. 

Ketika kedudukan istri semakin meningkat, apalagi kalau sampai sangat disayang kaisar dan memiliki keturunan laki-laki, maka kekuasaan ayah akan semakin besar, penghormatan masyarakat kepada keluarga istri akan juga semakin besar.

Perlakuan yang sebaliknya, bila istri semakin tidak dilihat oleh kaisar, ditambah pula tidak bisa memberikan anak laki-laki, maka jangan harap keluarga akan dihormati oleh masyarakatnya, bahkan bisa jadi dihina-dina dan diinjak-injak oleh orang sekitar. Zaman dahulu, kehormatan dan harga diri menempati posisi tinggi setelah uang.

Patung bagian kiri adalah kura-kura dan bagian kanan adalah bangau, sebagai simbol umur yang panjang| Dokumentasi pribadi
Patung bagian kiri adalah kura-kura dan bagian kanan adalah bangau, sebagai simbol umur yang panjang| Dokumentasi pribadi
Kemudian berlanjut tentang arsitektur, di sana Anda akan menemukan patung bangau dan kura-kura yang melambangkan umur yang panjang bagi kaisar. Dengan begitu diharapkan umur kaisar juga akan menjadi abadi. 

Saking terobsesi menjadi abadi, beberapa kaisar, di antaranya kaisar Huang Di dan kaisar Yongzheng (baca : yong ceng) pada dinasti Qing (baca : Cing) memakai merkuri agar bisa awet muda dan tidak akan pernah meninggal. 

Alhasil bukannya panjang umur, konon katanya kaisar yang terobsesi tersebut malah cepat meninggal karena terlalu banyak memakai merkuri.

Selain patung tersebut, juga ada patung singa yang matanya tertutup oleh telinga. 

Singa sebagai lambang penjaga kaisar yang ditakuti oleh semua orang, mata, dan telinga yang tertutup merupakan perintah secara tidak langsung kepada seluruh pengawal kerajaan agar dalam menjaga kaisar dan keluarganya tidak boleh banyak melihat dan mendengar, mereka hanya boleh menjalankan tugasnya saja. 

Karena kalau ketahuan mereka sampai bergunjing tentang kaisar ataupun keluarganya, maka nyawa para pengawal beserta seluruh keluarganya akan habis. 

Kuil Dewi Kwan Im terletak dipaling atas Kota Terlarang | Dokumentasi pribadi
Kuil Dewi Kwan Im terletak dipaling atas Kota Terlarang | Dokumentasi pribadi
Masuk lagi, kalau kita lihat ke atas, akan ada bangunan yang terletak satu-satunya paling tinggi. Bangunan tersebut merupakan kuil Dewi Kwan-Im (Dewi Welas Asih untuk agama Buddha). 

Istana tersebut diletakkan di area yang paling tinggi, dipercaya agar doa yang bersembahyang di sana, kaisar khususnya, dapat didengar oleh Dewi Kwan Im. 

Sebenarnya masih luas sekali Kota Terlarang tersebut, saya masih ingin sekali menjelajahi satu per satu kompleks kerajaan yang ada, namun keluarga saya sudah terlalu kelelahan, sehingga membutuhkan tenaga untuk makan, jadi kami menuju restoran untuk beristirahat sebentar. 

Kemudian melanjutkan perjalanan ke Tembok Besar China. Yeay!

Sungai besar dibelakang istana, airnya bersih dan sangat jernih | Dokumentasi pribadi
Sungai besar dibelakang istana, airnya bersih dan sangat jernih | Dokumentasi pribadi
Sebagai penutup, saat kami keluar ada sungai besar yang indah dan bersih, sama sekali tidak boleh kotor pada masa kekaisaran, karena kalau sampai kotor. 

Hal tersebut dipercaya menjadi pertanda buruk bagi sang kaisar. Kemudian di belakang istana ternyata ada pohon besar yang dijaga oleh patung anak naga yang mitosnya dapat menjaga agar pohon tidak mudah terbakar.

Hongsui fengsui untuk istana-istana di Kota Terlarang benar-benar sudah dipikirkan arsitektur yang sarat akan simbol dan lambang kemakmuran dan kebaikan untuk kehidupan raja dan keluarga kerajaan. Bravo untuk arsiteknya! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun