Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Berkunjung ke Kota Terlarang Sembari Menjelajahi Sejarah dan Kebudayaan China

19 Desember 2019   09:29 Diperbarui: 19 Desember 2019   15:09 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Presiden pertama RRC, Mao Zedong | Dokumentasi pribadi

Itu karena mereka sudah terbiasa dalam satu komando, kemudian sistem pemerintahan yang menganut paham monarki sempat berubah menjadi liberalisme, sistem yang dianggap baru dan bisa membawa kehidupan masyarakat lebih baik. 

Dulu, sebelum Mao Zedong, China sempat diperintah oleh Chiang Kai Sek (baca: Ciang Khai Sek) sebagai presiden China, namun ternyata istrinya melakukan korupsi besar-besaran, yang ujung-ujungnya membuat masyarakat kembali ringsek. 

Melihat paham liberalisme yang sama sekali tidak membantu keadaan lebih sejahtera, ketika Mao Zedong mengambil alih kekuasaan, maka masyarakat China yang sifat kebudayaannya heterogen, memilih menjadi satu suara, bersatu dengan pemerintah, tanpa ada kehadiran pihak asing yang malah menyengsarakan kehidupan mereka. 

Oleh Mao Zedong pun menghimbau masyarakat tidak boleh ada yang berkowtow (berlutut sebagai rasa hormat) kepada siapapun, termasuk presiden dan pejabat negara. 

Semua yang tinggal di China berkedudukan terhormat dan sama-sama ciptaan Tuhan, jadi tidak ada yang perlu menundukkan badan begitu rendah sebagai lambang yang disembah itu seakan lebih tinggi dan keturunan dewa.

Pintu gerbang disisi kiri dan kanan dengan besi bulat berjarak rapat| Dokumentasi pribadi
Pintu gerbang disisi kiri dan kanan dengan besi bulat berjarak rapat| Dokumentasi pribadi
Lanjut, saat di gerbang, kita akan melihat pintu gerbangnya banyak besi bulat-bulat yang jaraknya sangat rapat, dan tekstur besinya sendiri sangat sempit. 

Ternyata hal tersebut bukanlah desain eksterior belaka, akan tetapi strategi agar kelompok yang ingin menyerang Kota Terlarang, tidak mudah mendobrak ataupun memanjat pintu gerbang.

Akhirnya memasuki Kota Terlarang, wuiih.. benar-benar kota! Luas sekali! Tangganya juga banyak sekali! Sepertinya orang dulu itu demen tangga ya, baik di Indonesia maupun China, pasti bangunan sejarahnya ada tangga. Di sana, tour guide menjelaskan ada 800 bangunan. Mantap jiwa!

Lorong menuju ruang kekaisaran| Dokumentasi pribadi
Lorong menuju ruang kekaisaran| Dokumentasi pribadi
Di bagian sisi kiri dan kanan saat kita pertama kali masuk Kota Terlarang, akan ada bangunan. Nah, katanya di sana tempat pejabat berganti baju kebesaran sebelum bertemu kaisar, dan tempat para kasim ataupun prajurit berkumpul sebelum upacara kerajaan. 

Disayangkan, saya dan keluarga tidak bisa memasuki area tersebut untuk mempercepat waktu berkunjung, hanya bisa berfoto di depan gerbang.

Dari gerbang, kita akan melihat ada 3 genting yang menonjol, bagian kiri, tengah dan kanan. Genting bagian tengah adalah bangunan ruang rapat kaisar, dari situ ia memberikan perintah dan mendengarkan laporan dari para menteri kerajaan. 

Salah satu sisi istana setelah memasuki gerbang | Dokumentasi pribadi
Salah satu sisi istana setelah memasuki gerbang | Dokumentasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun