Tempayan ini biasanya dibersihkan setahun sekali pada hari Jumat Kliwon pada bulan Sura. Kalau tidak ada hari Jumat, maka diganti hari Selasa Kliwon.
Setelah dijelaskan, kami pun berganti pakaian dan keluar dari Kompleks Pemakaman. Pas sekali jam 12.30 WIB. Hmm.. Apa disana waktu berjalan lambat ya? Karena jelas sekali kami tidak sebentar disana, tapi setelah melihat jam, kami hanya memerlukan waktu 15 menit saja.Â
Walau saya mengalami sedikit pengalaman mistis, namun secara keseluruhan saya sangat senang sekali, mungkin karena sarat akan budaya, dan pemandu wisata.
Sudah begitu, kuncennya benar-benar sangat bisa bercerita, sehingga saya bisa berimajinasi dengan baik tentang Kompleks Pemakaman ini, dan cerita dibalik terjadinya pemakaman Raja Mataram Imogiri.
Disana ada cukup banyak pengunjung, namun tidak seramai pengunjung di Keraton Yogyakarta. Mungkin kalau Anda ke Yogyakarta, bisa berkunjung kemari berziarah ke tanah makam para Sultan yang memberikan jasa dengan memberikan cikal-bakal terbentuknya Indonesia yang saat ini kita tinggali.Â
Dengan mengetahui sejarahnya, kita akan semakin merasa sayang terhadap Indonesia. Yang terpenting hati-hati dalam berbicara dan berpikir, karena makam tersebut bisa dikatakan makam yang disucikan.
Referensi:Â wiki/Permakaman Imogiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H