Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menyoal Kepercayaan Manusia terhadap Ramalan dan Sugesti

21 November 2019   14:03 Diperbarui: 22 November 2019   17:04 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda percaya pada ramalan tidak?

Dulu saya sangat percaya sekali, amat sangat percaya sekali. Saya selalu menyebut kalau diri saya sangat percaya pada Tuhan. Tapi secara bertolak belakang, saya juga mempercayai omongan para ahli nujum dan segala sensasi ramalan.

Ramalan ya, bukan budaya yang dipercaya. Bahkan saking percayanya, saya sendiri belajar tentang garis tangan. Apalagi keluarga dan banyak orang yang bisa "melihat" bilang kalau saya punya mata ketiga, asal diasah saja, maka saya akan memiliki indera keenam seperti orang lain. Dengan senang hati, saya pun mempelajarinya. 

Belajar punya belajar, akhirnya saya mulai memahaminya.

Setiap manusia memanglah memiliki garis nasib dan takdir. Tapi semua tergantung pada dirinya masing-masing bagaimana kita, manusia, menjalani hidupnya. Garis nasib bisa diubah oleh perilaku dan pola pikir manusia, walau takdir hanya Tuhan yang menentukan. 

Teringat ayah saya yang begitu malang saat kecil. Kelahirannya tidak dikehendaki oleh kedua orangtuanya, bahkan ketika lahir beliau selalu menjadi sasaran amukan dan kebencian dari sang ibu, yang tidak lain dan tidak bukan adalah nenek saya sendiri. Namun nenek saya mempertahankan ayah saya, hanya karena adanya ramalan bahwa ayah akan membuat nenek saya nantinya kaya raya.

Tapi sampai akhir hidup ayah saya, nenek saya tidak jua kaya raya. Tetap saja menderita secara ekonomi. 

Kenapa? Karena gaya hidupnya bak raja, tidak mencari uang, tapi selalu main judi. Ahay..! Apakah ada orang yang kaya kalau uangnya digunakan untuk berjudi? Ada! Hanya Chow Yun Fat di film God of Gambler yang bisa kaya raya karena judi. Hehehe. Itupun film.

Jadi apakah ramalan itu jitu? Jitu, kalau kita menyetir hidup kita sesuai ramalan.

Kemudian ada ramalan juga yang mengatakan kalau saya akan menjadi seorang advertiser. Boro-boro jadi advertiser, mengerti saja tidak. Hehe. Sekarang malah berkecimpung di dunia batik, dan jadi karyawan yang bekerja sebagai apapun yang diminta oleh atasan.

Apakah ramalan itu jitu? Jitu, bila saya dari dulu belajar tentang periklanan. Tapi nyatanya kan tidak.

Ada juga ramalan di mana kakek saya akan meninggal di umur 93 tahun. Nyatanya, usia 73 tahun, beliau sudah berpulang karena komplikasi.

Apakah ramalan itu jitu? Jitu, bila kakek saya menjaga gaya hidupnya dan kesehatan tubuhnya. Nyatanya kan gaya hidup dan kesehatannya dijaga setelah sakit. 

Budaya Tionghoa di keluarga saya cukup kuat, maka kami percaya adanya shio, tahun keberuntungan dan tahun kesialan. 

Tahun ini dikatakan kalau tahun sial bagi orang bershio ular, dan saya adalah shio ular. Karena saya tidak terlalu memikirkannya dan merasa hidup saya lancar-lancar saja dan beruntung, andai ada kesialan pun saya anggap sebagai bagian dari pelajaran hidup saya. Nyatanya, hidup saya pada tahun ini lancar jaya, malah bisa dikatakan tahun keberuntungan saya. 

Bukan dari segi kesuksesan, tapi dari segi perkembangan jiwa dan batin saya, saya merasa lebih berkembang, saya merasa percaya diri dan menemukan jati diri saya. Atau jangan-jangan saya bukan shio ular, ya?

Hmm... Apakah ramalan tersebut jitu? Jitu, kalau saya terus berfokus pada kesialan saya. Tapi kan tidak, yang saya fokuskan malah keberuntungan saya.

Satu-satunya ramalan yang terjadi pada saya adalah saya akan menemukan seorang pria yang sangat mencintai saya apa adanya pada usia sebelum 30 tahun. HAHA. Karena saya mempercayainya dan mengamininya. Saya tidak pernah menampik ramalan tersebut.

Topik ini saya bahas karena semalam tidak sengaja menonton Kekeyi dan Rio yang diramal oleh Mba You yang mengatakan kalau Rio tidak memiliki rasa cinta pada Kekeyi, hanya memanfaatkan saja. Berbeda dengan Kekeyi yang memiliki cinta yang tulus terhadap Rio.

Saya tidak tahu itu benar atau tidak, yang pasti hanya Kekeyi dan Rio yang tahu. Setelah ramalan tersebut, wajah Kekeyi dan Rio seperti tersenyum miris. Jujur saya menjadi kasihan pada kedua insan yang sedang dilanda romansa indah ini. 

Bukan saya tidak mempercayai ramalan Mba You, kadang "penglihatan" memang bisa terjadi, tapi tidak semua hal bisa terjadi sesuai dengan apa yang "dilihat". Semua tergantung bagaimana si manusia menjalani hidup, memikirkan sesuatu dan bagaimana manusia percaya pada kebesaran Yang Maha Kuasa.

Ketika saya berpikir hari ini saya akan sedih, dan mempercayainya. Maka sedihlah saya. Ketika saya berpikir hari ini saya akan sangat beruntung, makan beruntunglah saya. Karena pikiran itu adalah sugesti, yang kalau saya sendiri menyebutnya sebagai bagian dari doa. Karena apa yang kita pikirkan, itulah keinginan kita yang disampaikan, hanya saja tidak kita ucapkan dalam bentuk doa.

Akan lebih baik, bila yang berpasangan dan rasa-rasanya bagi orang mustahil terjadi, tidak perlu lah mendengarkan dan membenarkan suatu ramalan. Karena yang menjalani hidup dan hubungan adalah kedua pasangan, bukan si peramal atau orang lain yang tidak mempercayai ketulusan cinta kedua insan. Setiap orang berhak dicintai, disayang, mencintai dan menyayangi, tidak peduli bagaimana rupa ataupun latar belakang sosial orang tersebut. 

Kedua pasangan yang lebih tahu karakter masing-masing pasangan. Bukan tidak mungkin seorang peramal itu hanya membaca dari apa yang tersirat di matanya, bukan dari mata batinnya. 

Tidak semua hal bisa dilihat dan dibaca dengan pasti. Hanya kita sendiri yang mampu mengontrol hidup kita, dan Tuhan, yang sudah menulis takdir kita sebelum kita diciptakan. Jangan biarkan kita terlalu tersugesti pada apa ramalan orang lain. Jadikan saja ramalan sebagai alat untuk mewaspadai hal-hal yang buruk, tapi jangan jadikan ramalan sebagai pedoman. 

Percuma Tuhan memberikan akal budi dan intuisi pada diri kita, kalau kita terlalu mempercayai sebuah ramalan yang belum tentu terjadi.

Salam. 

Referensi
Yoa. 20 November 2019. Skakmat! Mba You Sebut Kekeyi, Dimanfaatkan Rio Ramadhan. Diakses dari Insertlive.com tanggal 20 November 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun