Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Manfaat Baper Saat Kerja

20 Juni 2019   01:34 Diperbarui: 22 Juni 2019   00:15 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa baper ini kita jadikan sebagai alat pendeteksi keinginan orang terhadap suatu hasil pekerjaan. Bagi kita-kita yang baper, kita punya kecenderungan memperhatikan setiap kata yang keluar dari mulut setiap orang, nah, maksimalkanlah ketika kita berada di tempat kerja. 

Kita memperhatikannya dengan seksama, kita gunakanlah daya nalar dan analisis kita untuk menyimpulkan pekerjaan yang bagaimana yang dianggap bagus. 

Pengalaman saya pribadi, pimpinan saya sangat sulit ditebak maunya, ada saja kekurangannya kalau beliau minta data. Saya sampai pusing sendiri, bahkan rasanya kalau sudah dipanggil pimpinan, rasanya mau ngumpet saja. 

"Dengan adanya rasa baper yang saya miliki ini, saya bisa memperhatikan dan mendeteksi keinginan pimpinan untuk memudahkan kinerja saya."

Akhirnya saya berusaha pakai bapernya saya itu untuk memperhatikan setiap perkataaan pimpinan. Dari ucapannya yang penuh dengan tekanan emosi dan dalam durasi yang panjang, akhirnya saya baru sadar bahwa misal pimpinan saya menanyakan data penjualan, maka saya harus sudah menyediakan hardcopy dan softcopy, berikut dikirim ke email-nya, sehingga beliau bisa mengeceknya kapan saja dan dimana saja, berikut dengan data pembelian, penjualan dan laba rugi bulan lalu. Agar beliau bisa membandingkannya. 

Dari satu permintaan saja, ternyata ada deretan tugas yang sebenarnya beliau minta, tapi tidak terucap. Dulu saya pikir beliau sengaja mau saya mengundurkan diri, maka dibuat suasana yang kurang mengenakkan. Ternyata memang salah saya yang tidak bisa membaca keinginan pimpinan saya.

Dengan adanya rasa baper yang saya miliki ini, saya bisa memperhatikan dan mendeteksi keinginan pimpinan untuk memudahkan kinerja saya.

Selanjutnya, jadikan rasa baper kita ini sebagai pelindung perusahaan, customer itu sifatnya macam-macam. Ada yang menyenangkan, ada juga yang kurang menyenangkan, bahkan ada yang sangat menyebalkan.

Ada satu customer yang biasanya kalau datang harus membuka seluruh produk batik dari bungkusannya, setelah dibuka semuanya yang jumlahnya puluhan, dan digelar dihadapannya, ia sama sekali tidak mau melihatnya, dan terakhir yang ia pilih  malah dari foto produk yang pernah kami kirimkan kepadanya beberapa waktu lalu. Mungkin dia pikir "ah gampang tinggal lipat lagi", tapi itu sudah seperti buang-buang waktu dan tenaga, karena customer lain tidak terlayani dengan baik, dan butuh waktu untuk melipat semua kain tersebut, karena kain tersebut bukan hanya 2 meter saja panjangnya, minimal 5 meter, kami harus buka dihadapannya. Karena ia mau memastikan tidak ada kecacatan produk.

Belum lagi setelah dia membeli, beberapa bulan kemudian, dia bisa datang kembali untuk mereturnya, dengan alasan produknya kurang laku, jadi ia mau tukar. Dan itu benar-benar diluar dari ketentuan perusahaan kami, karena maksimal retur adalah 2 minggu. Lewat dari 2 minggu, kami anggap itu sudah dibeli dan tidak bisa dikembalikan. 

Yang parahnya, ketika atasan saya sedang tidak di tempat, ia langsung datang mengambil contoh bahan milik perusahaan, dan dibawa begitu saja tanpa sepatah katapun kepada kami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun