Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Supaya Tidak Kecewa dengan Barang Olshop Harga Murah Meriah

3 Juni 2019   13:30 Diperbarui: 3 Juni 2019   20:33 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dewasa ini jual beli online shop seperti menjadi wabah, bahkan banyak juga toko-toko konvensional yang beralih menjadi online shop agar masih bisa eksis di dunia perdagangan. Dua marketplace yang saat ini sedang digandrungi di Indonesia, yakni Shopee dan Tokopedia. Rating mereka cukup tinggi dibandingkan marketplace lainnya 

Beberapa hari ini, saya sedang senang melihat produk-produk di Shopee, mungkin bawaan musim awal bulan dan THR sudah turun, rasanya pengen membeli barang-barang yang selama ini saya inginkan. 

Ada beberapa online shop (olshop) yang review para buyer-nya membuat saya tergelitik. Harganya sangat murah sekali dibandingkan harga pasaran, dan  setelah barangnya datang, merasa kecewa sekali. Satu sisi, saya bersimpati karena saya pernah mengalami hal tersebut. Satu sisi saya pikir itu menjadi pelajaran bagi kita agar menjadi smart buyer. 

Ada tiga contoh olshop yang review-review-nya cukup membuat saya bersimpati pada pihak buyer dan seller. 

Pertama, produk kosmetik.

Saya tidak akan menyebut nama olshop ini, karena rasanya kurang etis. Olshop ini menjual produk-produk bermerk, seperti Maybelline, Make Over, Pixy dan sebagainya. Harganya pun dibawah harga pasaran, bahkan setelah saya cross check  web resmi para produk ini yang sedang diskon, harga olshop ini masih lebih murah.

Yaa.. mungkin saja olshop ini adalah distributornya atau bisa juga dapat dari kualitas reject. Dan saya mulai bergerilya di review para buyer.

Saya lebih senang pertama kali itu yang saya baca review yang rating satu, sehingga saya bisa menilai produknya itu bisa sesuai tidak seperti yang saya harapkan. Dan review olshop ini, antara lain "produk tidak ori", "pesennya apa, dianternya apa", "lip cream-nya creamy banget, ga sesuai aslinya", "aah... nyesel beli disini, mendingan beli di Matahari, beda dikit harganya", dan sebagainya. 

Kedua, kamera.

Kamera ini tidak jelas merknya apa, tapi dibanderol sekitar harga Rp 345.000. Di fotonya sudah terpampang jelas pada lensanya kalau kamera tersebut 16 Megapixel, namun di caption-nya tertulis 24 MP. Agak lucu juga melihatnya, spesifikasinya pun kurang lebih bagus juga, dan bentuk kameranya sendiri seperti Canon.

Mungkin disana para buyer-nya tergiur, harga murah tapi spec-nya seperti Canon. Dan saya kembali bergerilya di forum feedback.

Benar saja, review yang diberikan kurang lebih seperti ini, "Mainan anak-anak", "Lampu Blitznya kecil, lebih terang korek api", "Body-nya plastik", "Dicaption 24 MP, pas buka cuman 16 MP, kecewa, saya mau retur", dan sebagainya.

Ada juga yang memberikan rating 5, sepertinya buyer ini memiliki pikiran yang positif, "Bagus untuk mainan anak-anak. Bisa untuk belajar fotografi tahap awal untuk anak". 

Ketiga, dompet.

Harga sekitar Rp 18.000, dengan kualitas bahan beludru. Difotonya sih terlihat menarik dan fancy, tapi ketika baca review-nya, hmm... sepertinya mengecewakan, "tidak sama dengan yang difoto", "di fotonya beludru, kenapa yang datang plastik", "difoto warnanya luar dalam hitam, datangnya luar hitam dalam pink", dan sebagainya.

Saya sendiri juga pernah mengalami dalam membeli lunch box yang harganya Rp 18.000. Lunch box tersebut bentuknya seperti lunch box-nya Miniso yang harganya Rp 50.000, tapi saya pikir tidak perlu beli yang mahal-mahal.

Akhirnya setelah saya cross check dengan harga pasaran dan lihat review buyer, saya memutuskan untuk membelinya.

Datanglah si lunch box, produknya benar bagus kualitasnya. Tetapi, sangat disayangkan hanya bertahan selama 2 minggu. Resletingnya copot dan benangnya brudul. Alhasil, saya membeli lunch box si Miniso. Bisa dikatakan saya rugi Rp 18.000, yang harusnya keluar hanya Rp 50.000m jadilah Rp 68.000, lunch box Miniso plus olshop. Itulah resiko barang yang super murah. 

Sebagai seller sebenarnya tidak salah juga menerapkan trik harga murah yang disanding dengan foto dan caption yang menarik. Karena itulah trik dagang, saya bisa pahami karena saya juga terjun dalam dunia marketing. Namun hal seperti itu, bila buyer-nya kurang teliti, maka ketika produk sampai akan merasa dibohongi, dan itu bisa merusak reputasi seller.

Berbeda bila si seller memang ingin berjualan dalam tempo yang sesingkat mungkin, itu rasanya tidak masalah, lagipula buyer yang mencari harga murah memang lebih banyak, dibandingkan buyer  yang membayar harga suatu produk sesuai dengan kualitasnya. Tapi arah pembicaraan saya tidak akan ke sana, karena sudah banyak panduan untuk menjadi seller yang sukses. 

Yang belum ada panduan adalah menjadi buyer agar tidak merasa tertipu, mungkin sudah ada, tetapi belum banyak. Be smart buyer, itu lebih banyak di sounding,  kemudian buyer adalah raja, itu paling sering disounding. Padahal menjadi buyer  sendiri harus ada triknya agar tidak merasa tertipu atau kecele begitu saja. 

Ini saya temukan, ketika saya sudah pernah merasa ditipu sebagai buyer, dan ketika saya sudah terjun dalam dunia marketing.

Pertama, ekspetasi produk Anda seperti apa, high quality-kah atau yang standar saja. Setelah Anda menentukan kualitasnya. Kemudian, yang kedua cari tahu terlebih dahulu harga pasaran yang ada di olshop dan web resmi dari si produk, bila ada. Jangan langsung tergiur dengan harga murah. 

Setelah melakukan kedua hal diatas, baru bergerilya lah  pada caption si produk, sesuai dengan foto atau tidak. Bacalah caption-nya dengan teliti, jangan asal lewat saja, karena kita tidak memegang sang produk yang akan kita beli.

Walaupun murah, tetap saja itu uang, mungkin kalau kita menyimpan uang tersebut dalam beberapa minggu, kita bisa mendapatkan produk yang kualitasnya benar kita inginkan.

Setelah itu, cek review, review yang harus kalian baca pertama kali adalah yang memberikan rating 1, kita harus jeli apakah produk yang buyer dapatkan memang tidak sesuai, atau sentimen dari buyer sendiri yang ekspetasi produk lebih tinggi daripada harga yang tertera.

Dari sana lah kita menilai, kemudian baru cek yang memberikan review rating 5, kalau bisa yang ada fotonya, apakah karena si buyer merupakan tipe yang positif, bisa jadi seperti orang yang memberikan feedback untuk produk kamera, atau memang produk tersebut memang bagus. 

Kalau kalian masih tidak yakin lagi, minta admin olshop tersebut untuk memberikan fotonya melalui chat, karena kita harus tahu kualitas si produk sebenarnya. Kalau adminnya tidak mau memberikan, disitu kita harus hati-hati, karena bisa jadi tidak sesuai dengan foto dan caption yang ada.

Memang repot, tapi itu mencegah kalian sebagai buyer merasa kecewa. Dan juga, ada simbiosis mutualisme dengan si seller. Seller sendiri harus memakai cara dan trik agar produk yang dijual tidak teronggok begitu saja. Tapi bukan berarti seperti menipu, itu sebenarnya juga salah. 

Tidak ada salahnya bila kita sebagai buyer juga jauh lebih teliti. Dengan begitu, kita bisa lebih menghemat uang, tidak kecewa, waktu yang digunakan pun jauh lebih efisien dan efektif. Dan ada simbiosis mutualisme dengan si seller.

Ada satu olshop yang saya amati, dimana seller tidak memberikan caption yang muluk-muluk, tapi fotonya memang menarik, karena kita sebagai buyer tentu lebih berminat pada foto yang menarik, kemudian ada buyer yang memberikan rating buruk karena kualitas produknya tidak sesuai dengan ekspetasinya, ataupun misal durasi pengiriman barang tidak sesuai dengan yang diinginkan buyer.

Jujur, itu kasihan seller-nya karena ekspetasi buyer terlalu tinggi, dan untuk pengiriman pun sebenarnya sedang terkendala adalah ekspedisinya.  Rating yang buruk itu bisa mempengaruhi pendapatan si seller, karena bisa jadi buyer lain jadi ragu membeli dan sebagainya.

Sebagai buyer mungkin merasa itu sudah resiko seller, siapa suruh fotonya terlalu menarik, atau bisa kan seller-nya bilang ke ekspedisinya untuk lebih cepat. Sebelum men-judge seperti itu, lebih baik kita memberikan diri kita pengetahuan yang baik dulu sebagai buyer yang baik, agar penilaian kita tidak merugikan orang lain dan kita pun tidak merasa rugi.

Foto yang menarik dalam penjualan itu harus, dan untuk ekspedisi, kadang suka ada kendala, yang seller sendiri tidak punya kemampuan, kecuali hanya menelepon customer service-nya untuk lebih cepat lagi dalam melakukan pengiriman. Tapi memang Big No No, bagi seller yang benar menipu, karena itu membuat kita sangat rugi sekali. 

Semoga bermanfaat,

Regards.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun