Kelebihan masyarakat kita adalah warga negara Indonesia (tidak semua) masih mencari tempat yang baik  untuk meludah, seperti dirumput yang tidak ada pemiliknya ataupun tempat yang tidak akan diinjak oleh orang. Bahkan juga ada yang meludah di tempat  yang aman karena takut di ganggu setan. Sebenarnya boleh juga adanya takhayul seperti itu, jadinya cara meludah kita lebih sopan daripada orang Taiwan yang tinggal di daerah pinggiran.Â
Tapi untuk pembuangan sampah yang berserakan, warga di Taiwan lebih unggul, karena mereka memilih satu spot dimana sampah bisa dibuang secara berserakan. Jadi, sampah tersebut tidak beraur di sepanjang jalan.Â
Kalau kita? Anda bisa menilai sendiri.Â
Ketika awal saya datang ke Taiwan, saya masih terbiasa dengan kebiasaan saya yang lama, buang sampah sembarangan. Dan hal tersebut terjadi di kota Taipei, ibukota Taiwan, ketika ketahuan saya dimarahi oleh petugas penjaga disana. Saya tidak terlalu paham dia bicara apa, tapi kurang lebih saya paham dia menegur saya. Teman saya mengatakan, biasanya kalau ketahuan buang sampah sembarangan, pasti didenda.Â
Kemudian, tidak kejadian itu saja, saya masih suka pura-pura menjatuhkan sampah, karena malas sekali bawa-bawa sampah dan harus menunggu sampai ketemu tempat sampah. Sebenarnya tidak jauh sih, jarak tempat sampah satu ke tempat sampah berikutnya, tapi saya pikir "ah nanti juga ada yang bersiin", see? saya sangat melestarikan kebiasaan kampung halaman saya, kan.Â
Saya berhenti membuang sampah sembarangan ketika ada tuduhan dari beberapa warga sekitar tempat saya sekolah, bahwa  ada sekelompok orang Indonesia membuang sampah sembarangan di depan rumahnya, dan bersenda gurau dengan suara sangat keras pada malam hari.
Saya perjelas sebentar situasi tempat saya sekolah
Di sekolah saya, yang menjadi murid disitu ada orang Malaysia, Â Myanmar, Filipina, Macau, Hongkong, Thailand dan Indonesia. Orang Malaysia dan Myanmar disana lebih senang memakai bahasa mandarin, sedangkan orang Macau dan Hongkong selalu berbicara dalam bahasa Konghu dan nada bicara tidak pernah bisa pelan, kalau pelan, menurut mereka, menganggu telinga. Orang Filipina dan Indonesia biasanya memakai bahasa ibu masing-masing, dan ada beberapa kata yang hampir mirip.Â
Wajah orang Hongkong, Malaysia, Filipina dan Indonesia itu hampir sama, warna kulit mereka ada yang putih, juga ada yang kecoklatan. Secara sikap, maaf sekali, orang Indonesia, menurut saya lebih teratur ketika di negara orang, berbeda sekali dengan Myanmar yang cukup bar bar.Â
Kami, orang Indonesia, sekurang ajarnya kami disana, masih paham sopan santun, tidak mungkin malam hari bercanda dengan suara lantang. Dan kami, orang Indonesia yang sekolah disitu, juga sudah diperingatkan oleh senior, pantang bagi kami untuk membuang sampah sembarangan depan rumah warga, karena nanti akan dihukum.Â
Hal tersebut dipatuhi oleh kami, karena sesama orang Indonesia pasti saling melindungi, tidak mungkin orang dari negara lain mau membantu kalau sudah terjadi kesusahan. Apalagi disana, maaf, orang Indonesia dianggap suka buang sampah sembarangan, tidak teratur dan sebagainya. Mungkin itu sebenarnya kelalaian segelintir orang, tapi kemudian di generalisasikan oleh masyarakat di Taiwan bahwa sikap orang Indonesia tidak begitu baik.Â