Kalian pasti tidak asing dengan istilah "Singhasari", kan?
Singhasari merupakan sebuah kerajaan yang pernah berdiri di Jawa pada abad 13 Masehi. Menurut para sejarawan, nama Singhasari bukanlah nama asli kerajaan, melainkan namanya adalah Tumapel. Singhasari sejatinya merupakan nama ibukota Kerajaan Tumapel. Namun, nama Singhasari kini populer di kalangan masyarakat sebagai nama kerajaan.
Konon, kerajaan ini didirikan oleh seorang perampok yang sempat menjadi "abdi dalem" di istana Akuwu Tumapel. Ia dikenal dengan nama Ken Angrok.
Sejarah Singhasari begitu panjang dan cukup rumit, walaupun kekuasaannya tak sampai seabad. Singhasari kala itu mampu menjadi kerajaan besar dan dominan, terutama saat Kertanegara naik tahta. Ia adalah sosok yang tak gentar dan cakap dalam menjalankan pemerintahan. Ia juga mencetuskan visi misi untuk menyatukan Dwipantara.
Namun Kertanegara akhirnya mengalami Mahapralaya karena pengkhianatan Jayakatwang, seorang bupati Glang-glang keturunan keluarga Kerajaan Kadhiri yang dibantu oleh pasukan Mongol. Riwayat Kerajaan Singhasari pun berakhir.
Hal menarik dari Kerajaan Singhasari salah satunya terletak pada karya seninya. Dapat dikatakan bahwa seni era Singhasari merupakan masterpiece di antara seni-seni kerajaan Jawa kuno lainnya.
Berbagai pahatan arca yang indah dan halus mampu dihasilkan oleh para pemahat era Singhasari. Mereka mampu membuat pahatan yang sangat detail dan rapi, serta menjadikan obyek tersebut nampak lebih hidup.
Salah satu mahakarya tersebut adalah kedua arca Dwarapala raksasa yang ada di sebelah barat Candi Singosari. Dwara berarti pintu atau gerbang, sementara Pala berarti penjaga. Dwarapala adalah penjaga pintu masuk sebuah bangunan atau area yang disucikan.
Dwarapala Singosari dan Ikonografinya
Dwarapala Singosari berbahan andesit putih yang dipahat monolitik. Tingginya hampir 4 meter, ukuran yang cukup besar untuk sebuah Dwarapala.
Dwarapala Singosari berada sekitar 200 meter di sebelah barat Candi Singosari. Areanya dibatasi oleh pagar dengan halaman yang cukup luas. Di halamannya juga terdapat beberapa batu andesit yang kemungkinan berasal dari lingkungan sekitar.
Dwarapala berambut ikal terurai sebahu. Perutnya buncit dengan pusar yang terlihat. Keduanya memakai kain yang melilit di bawah pusar hingga lutut.
Penampakannya demonis, matanya melotot serta bibirnya menyeringai memperlihatkan taringnya. Keduanya memegang gada sebagai senjata, namun ukirannya berbeda satu sama lain. Pahatan gada pada Dwarapala selatan lebih raya daripada gada Dwarapala utara yang nampak biasa. Tangan kiri Dwarapala utara melakukan mudra (gerakan/sikap tangan).
Aksesorinya lengkap antara lain, ikat kepala, anting, kalung, kelad bahu, tali kasta, sabuk, dan binggel. Uniknya, aksesori tersebut dihiasi motif tengkorak yang dikaitkan dengan aliran Tantra-Bhairawa yang dianut Kertanegara.
Atribut yang tergambar pada Dwarapala Singosari tergolong mewah. Umumnya atribut mewah ini menandakan bahwa suatu obyek dipahat oleh kalangan istana.
Kejanggalan Posisi Dwarapala Singosari
Dwarapala Singosari umumnya dianggap berhubungan dengan Candi Singosari sebagai satu-satunya bangunan suci yang masih berdiri hingga saat ini.
Namun posisi kedua Dwarapala yang janggal menimbulkan berbagai spekulasi di antara para ahli. Dwarapala sisi selatan menghadap ke utara, sedangkan Dwarapala sisi utara menghadap ke timur. Seharusnya, posisi sepasang Dwarapala sama-sama membelakangi bangunan suci atau saling berhadapan satu sama lain. Dilansir dari situs website Kemdikbud, arkeolog Agus Aris Munandar berpendapat bahwa Dwarapala Singosari bukan menjaga Candi Singosari, melainkan Gunung Arjuno-Welirang yang dianggap sebagai tempat bersemayam para dewa. Maka tak heran kalau ukurannya besar.
Dwarapala Singosari ditemukan pada masa kolonial. Dwarapala sebelah selatan ditemukan dalam kondisi terbenam setengah badan. Di sebelah timurnya juga terdapat sebuah gapura.
Menurut keterangan arkeolog Ismail lutfi yang dilansir dari Bernas TV Channel, Dwarapala dengan ukuran besar tidak mungkin diletakkan begitu saja. Mestinya tanah tempatnya berpijak dikeraskan. Setelah ekskavasi yang dilakukan pada tahun 2022 lalu, terbukti bahwa tanah pijakan Dwarapala memang dikeraskan. Dwarapala pun sempat diangkat dan dibuatkan pedestal atau landasan.
Di belakang Dwarapala sisi utara terdapat struktur gapura yang sudah roboh. Bagian bawah Dwarapala menyentuh struktur gapura tersebut. Hal ini tidak masuk akal karena struktur gapura dan Dwarapala seharusnya berdiri sendiri. Sehingga ada dugaan bahwa Dwarapala sebelah utara sempat digeser. Penyebab pergeserannya belum diketahui. Entah sengaja digeser atau karena gejala alam.
Misteri yang Belum Terpecahkan
Dikarenakan beberapa kejanggalan tersebut terutama posisinya, maka para ahli belum bisa menyimpulkan apakah kedua arca raksasa penjaga ini berkaitan dengan gugusan candi Singosari atau tidak.
Jessy Bloom menyatakan bahwa pada awal abad 20, luas komplek candi Singosari mencapai daerah Bungkuk. Sekarang gugusan candi tersebut tinggal cerita dan hanya satu yang bertahan, yakni candi yang kini dikenal dengan Candi Singosari.
Menurut keterangan dari juru pelihara Candi Singosari, dahulu halaman gugusan candi merupakan sebuah alun-alun kuno. Termasuk halaman yang meliputi Dwarapala. Apakah sepasang Dwarapala tersebut memang menjaga gugusan candi yang luas beserta alun-alun kunonya sehingga dibuat ukuran yang besar?
Posisi gapura yang ada di dekat Dwarapala agaknya menimbulkan teka-teki. Dwarapala di sisi selatan berada di sebelah barat gapura, sementara Dwarapala sisi utara berada di sebelah timur struktur gapura. Berdasarkan pengetahuan penulis yang terbatas, posisi Dwarapala mestinya di depan gapura selayaknya penjaga. Lagipula, gapura tersebut berupa gapura bentar atau gapura belah. Sementara gapura yang membatasi area suci seharusnya berupa paduraksa.
Jadi, apakah Dwarapala Singosari benar-benar menjaga gugusan Candi Singosari? Atau sebagaimana keterangan dari arkeolog Agus Aris Munandar yang menyatakan bahwa Dwarapala menjaga Gunung Arjuno-Welirang?Â
Atau mungkin berdasarkan atributnya yang mewah, sepasang Dwarapala ini tengah menjaga sebuah keraton kuno?
Bagaimana menurutmu? Kira-kira mengapa posisi kedua Dwarapala Singosari sangat janggal?
Referensi:
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpkw11/arca-dwarapala/
https://youtu.be/3nF1_weGO0s?si=Cu4-HZKJI_wHRZ7f
https://journal2.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-budaya/article/view/6171/3200
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H