Dalam Prasasti Wurare tertulis bahwa Mpu Bharada membelah Jawa menjadi Janggala dan Panjalu. Hal ini bertujuan untuk menghindari perebutan kekuasaan antara putra-putra Raja Airlangga. Selanjutnya, muncullah seorang raja dari Singosari yang berhasil menyatukan nusantara di bawah kekuasaannya. Raja tersebut adalah Kertanegara yang disebut sebagai Sri Jnanasiwabajra dalam Prasasti Wurare. Sedangkan dalam kitab Negara Kertagama, Kertanegara disebut sebagai Jnanabajreswara.
Kertanegara merupakan seorang raja yang digdaya. Ia mampu menaklukkan serta menyatukan wilayah-wilayah Jawa dan sekitarnya dalam kekuasaannya. Kini ambisinya tersebut sekali lagi terwujud dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Arca-arca Tak Dikenal
Dilansir dari surabaya.go.id, arca Joko Dolog hingga kini masih menjadi tempat ibadah penganut Buddha Tantrayana. Di halaman situs ini juga terdapat beberapa artefak seperti arca Bhatara Wisnu, Lingga-Yoni, arca Ganesha, Dwarapala, dan lain-lain. Sayang sekali artefak-artefak tersebut teronggok tanpa keterangan lebih lanjut. Mungkin saja artefak-artefak tersebut dulunya juga hendak diangkut ke Belanda, namun urung seperti arca Joko Dolog. Kemudian dikumpulkan dan disimpan di area situs Joko Dolog.
Berwisata Sejarah di Situs Joko Dolog
Situs Arca Joko Dolog dibuka untuk umum. Pengunjung dari kalangan mana pun dapat mengunjungi situs ini, entah untuk sembahyang maupun hanya sekedar melihat-lihat atau menelisik kesejarahan situs ini. Area situs Joko Dolog sangat sejuk karena dinaungi oleh tiga pohon beringin dan terdapat bangku taman untuk duduk-duduk. Dikarenakan arca Joko Dolog masih digunakan sebagai tempat persembayangan, maka diharapkan pengunjung dapat menjaga sikap dan saling menghormati.
Arca Joko Dolog seolah menegaskan tekad seorang Maharaja yang digdaya untuk menyatukan nusantara. Arca Joko Dolog dapat disebut sebagai monumen keberhasilan Kertanegara sebagai pemegang kekuasaan atas nusantara. Selain itu, adanya berbagai perbedaan pendapat mengenai arca ini menyadarkan kita bahwa perbedaan pendapat dalam memahami sejarah itu merupakan hal yang sangat wajar. Bukti-bukti tentang suatu sejarah dapat dimaknai secara berbeda oleh tiap ahli sejarah. Namun perbedaan ini bukanlah suatu hal yang patut dijadikan landasan untuk perselisihan yang memicu perpecahan. Sudah seharusnya kita memghargai perbedaan pendapat ini dan tetap bersatu di bawah bendera kebangsaan kita. Sebagaimana visi Maharaja Kertanegara yang menginginkan persatuan nusantara, maka kita pun harus bersatu untuk mewujudkan visi besar tersebut dan menjaga kedamaian dalam negeri.
Sumber:
- Artikel jurnal oleh SJ Suyono tentang Arca Joko Dolog.
- Beberapa website tentang Arca Joko Dolog.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H