Salah satu gerakan filosofis yang memengaruhi pendekatan Disney dalam menceritakan kisah dan hiburan adalah Romantisme. Gerakan ini muncul di Eropa pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 dan menekankan pentingnya emosi, imajinasi, dan dunia alami.
Para pemikir Romantis percaya bahwa imajinasi adalah kekuatan yang kuat yang dapat mengangkut individu ke alam lain dan memungkinkan mereka untuk mengalami emosi di luar batas dunia nyata.Â
Mereka melihat imajinasi sebagai cara untuk melampaui keterbatasan dunia fisik dan mengakses realitas yang lebih dalam dan bermakna.
Film dan taman hiburan Disney mengeksploitasi ide-ide ini dengan menciptakan lingkungan yang memukau yang mengangkut pengunjung ke dunia fantastis yang dirancang untuk merangsang indra dan membangkitkan perasaan kagum dan takjub.Â
Sebagai contoh, misalnya, "Fantasyland" di Disneyland adalah sebuah negeri dongeng yang dirancang untuk menghidupkan kisah-kisah dongeng.
Contohnya seperti wahana ikonik seperti "Peter Pan's Flight" dan "It's a Small World" menciptakan pengalaman yang memukau dan membuat pengunjung merasa seolah-olah mereka telah memasuki dunia ajaib.
Begitu juga, film-film Disney sering menampilkan makhluk-makhluk ajaib dan pengaturan "dunia lain" yang dimaksudkan untuk membangkitkan imajinasi dan menciptakan rasa koneksi emosional dengan karakter dan perjalanan hidup mereka.Â
Dari hutan yang dihuni makhluk ajaib dalam "Snow White and the Seven Dwarfs" hingga kerajaan bawah laut dalam "The Little Mermaid", film-film Disney membawa kita dalam perjalanan ke alam lain yang mengeksploitasi kekuatan imajinasi.
Penekanan pada pengembangan kisah dan karakter juga sejalan dengan keyakinan Romantis dalam pentingnya ekspresi individu dan kreativitas.Â
Karakter-karakter Disney sering mewakili berbagai aspek dari pengalaman manusia, memungkinkan penonton untuk terhubung dengan mereka secara lebih dalam dan merasakan rasa empati dan pemahaman.Â