Mohon tunggu...
naimatun hasanah
naimatun hasanah Mohon Tunggu... Administrasi - penulis

Hidupmu adalah ceritamu. Tulislah dengan baik, seringlah menulis, dan edit sebebasmu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Beberapa Culture Shock di Franch yang Jarang Diketahui Orang Indonesia

18 Januari 2025   16:33 Diperbarui: 18 Januari 2025   16:33 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Arsitektur (Pixels/Leica Palma)

     Prancis adalah salah satu negara yang terkenal dengan budaya, seni, kuliner, dan gaya hidupnya yang khas. Namun, saat tinggal atau berkunjung ke sana, orang Indonesia bisa mengalami beberapa kejutan budaya yang tidak terduga.Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Pentingnya "La Bise" (Cium Pipi)

    Meskipun banyak yang tahu bahwa orang Prancis menyapa dengan "la bise", detailnya sering mengejutkan. Jumlah ciuman pipi berbeda-beda di setiap wilayah, mulai dari dua hingga empat kali. Tidak hanya itu, ada aturan sosial tak tertulis tentang siapa yang memulai dan arah mana yang harus diikuti. Salah langkah bisa membuat momen canggung!

2. Keteguhan soal Roti

     Di Indonesia, roti sering dimakan dengan selai atau mentega. Namun di Prancis, roti (terutama baguette) dianggap cukup enak untuk dimakan tanpa tambahan. Jangan heran jika orang Prancis memandang aneh ketika Anda mengoleskan selai terlalu banyak, karena bagi mereka, itu bisa "menghancurkan" rasa asli roti.

3. Penggunaan Formalitas "Vous" dan "Tu"

     Prancis memiliki dua kata untuk "kamu", yaitu "tu" (informal) dan "vous" (formal). Salah penggunaan bisa dianggap kasar. Misalnya, menggunakan "tu" kepada seseorang yang baru dikenal, apalagi yang lebih tua, dianggap tidak sopan. Orang Indonesia yang terbiasa memanggil siapa saja dengan "kamu" atau "Anda" mungkin merasa ini membingungkan.

4. Tidak Ada Konsep "Refill Gratis"

     Di restoran Indonesia atau fast food, minuman refill adalah hal yang umum. Namun, di Prancis, refill hampir tidak pernah ada. Bahkan air mineral sering disajikan dalam botol kecil, dan Anda harus membayar setiap botol yang Anda pesan.

5. Ketegangan di Transportasi Umum

     Di kota-kota besar seperti Paris, transportasi umum sering kali padat dan sibuk. Orang Prancis sangat menghargai ruang pribadi, bahkan di tempat ramai seperti kereta. Jangan heran jika Anda mendapat tatapan tajam hanya karena berdiri terlalu dekat atau berbicara dengan suara keras.

6. Beda Standar Kebersihan Umum

     Kamar mandi umum di Prancis, terutama di tempat-tempat yang lebih kecil atau tradisional, sering kali minim fasilitas. Toilet tanpa semprotan atau bidet adalah hal yang normal, bahkan tisu toilet bisa jadi tidak tersedia. Ini tentu saja menjadi tantangan bagi orang Indonesia yang terbiasa dengan semprotan air.

7. Hari Minggu yang "Suci"

     Di Prancis, banyak toko, supermarket, dan restoran tutup pada hari Minggu. Ini karena hari Minggu dianggap sebagai hari istirahat, waktu untuk keluarga, atau kegiatan spiritual. Bagi orang Indonesia yang terbiasa dengan toko dan mall buka setiap hari, hal ini bisa terasa tidak nyaman.

8. Gaya Hidup Hemat Energi

     Orang Prancis sangat hemat listrik dan air. Mereka terbiasa mematikan lampu ketika meninggalkan ruangan, dan mandi dengan cepat untuk menghemat air. Orang Indonesia yang terbiasa mandi dengan waktu lebih lama mungkin merasa budaya ini sedikit membatasi.

9. Kecintaan pada Keju Beraroma Kuat

     Orang Prancis sangat menyukai keju, bahkan yang beraroma sangat kuat seperti Roquefort atau Camembert. Bagi orang Indonesia yang tidak terbiasa, bau keju tertentu bisa dianggap terlalu menyengat dan bahkan tidak enak. Namun, bagi orang Prancis, ini adalah bagian penting dari pengalaman kuliner.

10. Porsi Hidangan yang Dianggap "Kecil"

       Hidangan di Prancis sering kali disajikan dalam porsi kecil, dengan fokus pada kualitas rasa daripada kuantitas. Orang Indonesia yang terbiasa dengan nasi piring besar mungkin merasa belum kenyang setelah makan.

11. Sikap Terhadap Alkohol

      Di Prancis, minuman seperti anggur adalah bagian dari kehidupan sehari-hari dan dianggap sebagai pelengkap makanan. Anak muda juga diajarkan untuk menghargai anggur sejak usia dini dalam konteks keluarga. Orang Indonesia yang berasal dari budaya yang lebih konservatif terhadap alkohol mungkin merasa ini tidak biasa.

12. "No Smiling Culture" di Tempat Umum

       Orang Prancis jarang tersenyum kepada orang asing di tempat umum, seperti di kereta atau jalan. Bagi mereka, senyuman memiliki arti lebih personal dan hanya diberikan kepada orang yang dikenal. Hal ini bisa terasa dingin bagi orang Indonesia yang terbiasa dengan senyuman ramah bahkan kepada orang asing.

13. Sikap terhadap Anak-Anak

      Orang Prancis cenderung mendidik anak-anak mereka untuk mandiri sejak kecil. Anak-anak diajarkan untuk makan sendiri, duduk dengan tenang di restoran, dan mengikuti aturan. Ini mungkin berbeda dengan gaya pengasuhan di Indonesia yang lebih protektif.

      Beradaptasi dengan budaya Prancis bisa menjadi tantangan sekaligus pengalaman yang memperkaya. Memahami perbedaan ini dapat membantu mengurangi rasa canggung dan meningkatkan apresiasi terhadap keragaman budaya. Selamat menjelajahi Prancis!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun