Tanpa kupluk, kepala saya jadi terasa pusing. Kemungkinan karena melawan udara dingin yang terus saja berhembus. Sudah saya coba bantu dengan memakai syal seperti layaknya kerudung. Tapi.. tak juga begitu membantu.
Saat membuka tas organizer, mata  saya tertuju pada bungkusan kuning. Aaah, kenapa saya gak minum tolak angin saja, benak saya dalam hati. Tak pikir panjang, saya langsung menghabiskan satu sachet Tolak Angin. Terasa sangat membantu sekali sepanjang perjalanan. Badan saya lebih hangat, pusingnya sudah gak ada, hawa-hawa mabuk perjalanan pun pergi jauh.
Emang bener ya, urusan 'angin' kasih aja ke ahlinya. Ya, Tolak Angin aja kata saya ke temen-temen yang sudah khawatir sejak kemaren.
Akhirnya sejak saat itu, Â saya mengandalkan obat tolak angin di jatah 3 hari berikutnya. Sachet kuning ini dibawa selalu dan saat butuh kehangatan peluk bantal saja, ehh maksudnya minum tolak angin saja.
Berkat tolak angin, perjalanan selanjutnya jadi bebas dari pusing dan kedinginan.
Aaaahh benar-benar lega berkat tolak angin.
Gak ada kupluk. Tak apa-apa.
Gak ada earmuff. Tak apa-apa.
Asal ada tolak angin. No worries meski musim dingin.Â