Namun angka ini dibilang tidak ideal karena tidak sebanding dengan jumlah sekolah dan kecamatan, kabupaten di Indonesia. Dan Indonesia juga kekurangan sumber daya manusia pustakawan. Dan ada koran dan majalah.Â
Pasti kita tidak asing dengan koran, biasanya orangtua kita membaca koran tiap pagi untuk mencari informasi terkini. Untuk anak 90-a pasti tau juga kalau koran bisa berfungsi untuk mencari lowongan pekerjaan dan berita duka. Bisa dibilang koran ini multifungsi.Â
Namun dengan bergesernya zaman, koran ini mulai ditinggalkan. Dikarenakan adanya alternatif lain yang lebih praktis, yaitu e-book. Dengan adanya e-book, kita bisa mengunduh buku dalam bentuk digital dengan alasan lebih praktis. Yang selanjutnya ada media social, disini kita bisa menggali informasi melalui media social. Mungkin ada juga orang yang masih menggunakan akses sumber daya literasi tradisional, tetapi lebih banyak yang modern.Â
Mungkin pemerintah Indonesia bisa menumbuhkan budaya membaca dengan hal-hal kecil. Sebagai contoh negara Finlandia, pemerintah memberikan hadiah perlengkapan bayi dan selain itu isinya juga ada buku bacaan untuk orangtua dan bayi. Ini juya bisa menjadi salah satu jalan agar orangtua nanti bisa memperkenalkan anaknya ke buku-buku bacaan.Â
Kemudian dari Belanda, pemerintah Belanda mempunyai program agar anak-anak kecil dari dini sudah mengenal buku dan juga membaca dengan adanya kewajiban kunjungan rutin ke perpustakaan.Â
Memang sebelum sekolah, anak-anak kecil sudah dibawa ke perpustakaan dan akhirnya anak kecil bisa mengenal dan menyukai buku. Yang lebih unik lagi, di negara Jepang. Orang-orang di Jepang memiliki kebiasaan membaca buku saat menunggu atau menaiki kenadaraan umum.Â
Berbeda dengan kebiasaan orang Indonesia, biasanya orang Indonesia mengecek handphone dan social media mereka tetapi di Jepang mereka membaca buku. Maka dari itu, itu adalah alasan kenapa buku di Jepang lebih kecil dan ringkas.Â
Tetapi, sekali lagi ini merupakan tugas kita untuk sadar dalam hal literasi khususnya untuk anak-anak sedari dini. Bisa kita kenalkan mereka dengan membaca dan mencintai buku agar menjadi kebiasaan mereka. Dan tentunya jika literasi kita konsumsi dengan banyak, maka pengetahuan kita pastinya akan bertambah.Â
Budaya literasi di daerah tertinggal masih perlu sentuhan dari pemerintah, dikarenwkan minimnya tingkat membaca juga bisa dikarenakan fasilitas yang tidak mendukung yang mengakibatkan tingkat minat baca dan tulis berkurang. Salam literasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H