Mohon tunggu...
Nayla I. Hisbiyah
Nayla I. Hisbiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - 🎓 2021. Dalam pengabdian.

🍁 Worship | Work | Word | Worth | World 🦩 Menulis yang terbaik dari apa yang pernah dibaca, didengar, dilihat, dan dirasa || Freelancer || Tentang Pesantren.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Haruskah Kembali Bergaya Hidup Konvensional demi Net-Zero Emissions Nanti?

15 Oktober 2021   01:10 Diperbarui: 15 Oktober 2021   01:11 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
goodnewsfromindonesia.id

Bicara mengenai sampah memang belum ada habis-habisnya.

Lalu apakah kita harus kembali hidup konvensional atau tradisional untuk setidaknya mengurangi sampah dan emisi?

Makan berpiring daun, bergelas bambu, membawa bekal minum dengan kendi kecil, berkuda, bersepeda, membungkus kue dengan daun jati, bersepeda, berkuda, tidak pakai AC pakai kipas angin saja biar bebas CFC, dan sebagainya malah justru sangat menyusahkan dan merepotkan di satu sisi kehidupan. 

Oleh karena itu, menurut hemat pemikiran penulis saat kita berupaya bersahabat dengan alam dengan cara seperti itu jelas bukan solusi yang recomended.

Memang, kerusakan alam dan pencemaran lingkungan memiliki sebab mayoritas dari produk kemajuan teknologi itu sendiri. Tapi, di sisi lain, sebenarnya dengan teknologi itu pula keadaan Bumi bisa tertolong mengingat keadaan zaman yang serba maju seperti ini.

Kita mengenal teknologi rekayasa cuaca. Mungkin menurut awam pemikiran penulis bisa diterapkan dengan mengarahkan mendung hujan atau menambah intensitas hujan di suatu tempat yang memiliki kekayaan nabati seperti hutan lindung guna menjaga kesuburan tanah dan mengurangi risiko kebakaran hutan. Jika hutan tumbuh dengan baik, maka peran hutan sebagai paru-paru dunia akan bekerja dengan baik dan membantu penyerapan polusi.

Kemudian ada teknologi biogas. Sejak tahun 1970, teknologi biogas sudah diperkenalkan. Penerapan teknologi biogas memiliki kontribusi positif terhadap energi terbarukan dan lingkungan. Baik dalam skala rumah tangga maupun skala perindustrian. Dengan mengolah lombah cair sebelum dibuang. Hasil olahan yang ramah lingkungan dilepaskan di alam, dan dilaksanakan secara prosedural.

Dengan adanya biogas dalam rumah tangga, nantinya bisa mengurangi emisi bahan bakar minyak, seperti elpiji dan juga mengurangi polusi pembakaran kayu bakar.

Perubahan Bumi memang ulah campur tangan manusia. Dan manusia pun yang punya siasat untuk mulai berbenah memperbaiki keadaan, supaya hingga tahun 2050 nanti rencana Net-Zero Emissions bisa terwujud, Bumi pun masih layak dihuni generasi mendatang.

Langkah besar, dimulai dari sesuatu yang kecil. Keindahan dan kelestarian alam yang begitu luas ini dapat dimulai dari sendiri. Yah, Bumi memang sudah tua. Selayaknya manusia yang renta akan mudah terserang penyakit.

Mari kita berikan terapi untuk Bumi kita, sebelum ia benar - benar sakit. Terapi bukan hanya merujuk pada penyembuhan, melainkan juga pada perawatan pada sesuatu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun