Benar saja, keesokan harinya, seperti biasa si Petani menuju sawah. Disana, ia di kejutkan dengan adanya sesuatu yang berdiri mematung di sawahnya. Rupanya, dia adalah pelaku yang selama ini dia cari.
Sayangnya, penulis belum mendapat keterangan apa yang terjadi setelahnya. Mungkin jika ada yang tau boleh di ceritakan di kolom komentar.
Hikmah dari cerita ini adalah, mari kita amalkan ilmu yang kita dapatkan dari guru kita walaupun sedikit. Ilmu yang bermanfaat, adalah ilmu yang diamalkan walaupun sedikit. Dengan adanya disertai rasa optimisme dan keyakinan penuh bahwa Alloh SWT. yang akan memberikan pengaruh terhadap keberhasilan.
Seperti dalam cerita, sebenarnya lafazh "Ja a Zaidun" adalah salah satu contoh penerapan fa'il dan fi'il (subjek dan kata kerja) dalam ilmu Nahwu, bukan murni bacaan wirid yang biasa diamalkan. Namun, Si Petani sukses mendapat solusi dengan berbekal rasa patuh dan yakin atas apa yang di perintahkan Kyai Kholil.
Ali bin Abi Thalib R.A. berkata, bersemayamnya ilmu dalam sanubari adalah dengan terus belajar, berkahnya ilmu dengan mengabdi, dan kemanfaatan ilmu dengan adanya Ridha dari Syaikh atau guru.
Begitulah, apapun yang disampaikan guru walau sedikit, merupakan ilmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H