Mohon tunggu...
Reza Ashari
Reza Ashari Mohon Tunggu... Administrasi - Pribadi

“Read a thousand books, and your words will flow like a river" (Lisa See) asharireza29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Pembelajaran Implementasi Leadership dari Pelatih dan Manajer Sepakbola

20 Juni 2020   23:09 Diperbarui: 20 Juni 2020   23:22 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepakbola merupakan olahraga terpopuler di dunia. Permainan sepakbola bermula pada abad ke-2 dan ke-3 sebelum masehi di Tiongkok.

Kemudian permainan ini berkembang di Jepang dengan nama Kamari dan pada abad 16 permainan sepakbola menyebar ke seluruh dunia.

Perkembangan sepakbola ini tidak terlepas dari pendirian klub-klub sepakbola dengan pemain, manajer atau pelatih serta manajemen yang profesional.

Pendirian klub dan pembentukan liga di berbagai negara menimbulkan orang untuk datang ke stadion untuk menyaksikan pertandingan liga sepakbola ini.

Tulisan ini berfokus pada kepemimpinan (leadership) dari seorang manajer yang merangkap pelatih dalam klub sepakbola dunia.

Kepemimpinan dari seorang pelatih ini memunculkan suatu metode dan gaya kepelatihan yang mempengaruhi gaya permainan suatu klub yang dipimpin.

Menurut Warren Bennis, kepemimpinan merupakan sebuah fungsi untuk mengetahui diri sendiri, mempunyai visi dengan komunikasi yang baik, membangun kepercayaan diantara kolega, dan melakukan tindakan yang efektif dalam merealisasikan potensial kepemimpinan dari diri.

Kepemimpinan ini berdasarkan tipe ada 5 tipe yaitu Transformational leadership, leader member exchange leadership, adaptive leadership, strengths based leadership dan servant leadership.  Kemudian secara teori leadership ini terbagi dalam beberapa teori diantaranya yaitu

  • The Great man theory (Carlyle,1840),
  • The Trait Theory (Stogdill, 1940),
  • Behavioral theory(Ohio  University dan Michigan studies, Blake and Mouton's ),
  • Contingency Theory (Fiedler's, Blanchard, Evans and House,1970 and Vroom-Yetton-Jaggo)
  • Charismatic Leadership Theory
  • Transactional Leadership Theory
  • Transformational Leadership Theory

Implementasi secara teori dan tipe dari leadership ini yang membentuk seorang manajer dan pelatih dalam membimbing dan memotivasi serta membawa visi mereka dalam mengembangkan filosofi arah permainan dalam sepakbola.

Salah satu contoh pelatih yang membawa ciri khas dalam kepelatihan adalah Sir Alex Ferguson.

Sir Alex Ferguson merupakan pelatih legendaris klub Manchester United dan tersukses di Inggris dengan lama masa tugas selama 27 tahun.

Selama 27 tahun memimpin Manchester United, tentunya banyak pembelajaran metode dan model kepemimpinan yang berpengaruh terhadap pemain dan jati diri Manchester United.

Dalam situs ukessays.com, kepemimpinan (leadership) Sir Alex Ferguson di Manchester United selama 27 tahun termasuk dalam contoh the Trait Theory dengan 3 alasan yaitu Sir Alex Ferguson merupakan tipe orang yang percaya dengan diri sendiri dan percaya terhadap tipe kepemimpinannya, mempunyai sifat dalam mencapai prestasi, dan kejujuran serta integritas.

Menurut tipe leadership, kepemimpinan Sir Alex Ferguson ini termasuk dalam autocratic leadership.

Hal ini disebabkan karena Sir Alex Ferguson dalam kepelatihannya mengontrol transfer pemain, sesi latihan, memilih staf, pelatih yang disiplin dan ditakuti, mampu mengontrol pemain tanpa ada protes dari para pemain dan mempunyai pemikiran sendiri serta mecoba untuk melakukan intimidasi terhadap pelatih lain dengan komentarnya.

Selain itu, menurut situs liveandlearnconsultancy.co.uk, Sir Alex Ferguson mempunyai 5 kualitas kemampuan leadership yaitu disiplin dan fokus, mempunyai kekuatan dalam kepercayaan baik pada asisten pelatih maupun pemain, kompetisi, membangun masa depan,dan ulet.

Dengan metode dan kepemimpinan ini, Sir Alex Ferguson mampu membuat fondasi permainan Manchester United yang kokoh dengan penggabungan pemain muda dan senior selama bertahun-tahun.

Prestasi fenomenal tentunya treble winner pada tahun 1999 dengan sebagian pemain yang berasal dari akademi Manchester United yang dinamakan Class Of 92.

Sampai pada tahun 2000 an, kehilangan pengaruh dan kepemimpinan Sir Alex Ferguson membuat Manchester United kehilangan jati diri permainan yang telah diciptakan selama 27 tahun oleh sang pelatih.

Pada medio 2000 an, sistem kepemimpinan dan permainan dari pelatih lawas seperti Sir Alex Ferguson ini tergerus oleh perkembangan zaman yang "mengidolakan" sistem teknologi dalam metode kepelatihan dan kepemimpinan dalam sebuah tim sepakbola. Salah satu contoh pelatih yang menggunakan sistem teknologi ini adalah Julian Nagelsmann.

Julian Nagelsman serta pelatih yang muncul pada awal 2000 an telah menggabungkan teknologi dalam  metode kepelatihannya.

Teknologi informasi dalam menganalisis permainan secara tim ini dilakukan dengan metode yang dinamakan Footbonaut system dengan menggunakan sistem robotik.

Selain itu, Julian Nagelsmann melakukan feedback hasil pertandingan yang telah dilakukan menggunakan layar dengan ukuran 6x 3 yang terpasang pada lapangan latihan utama.

Dari layar ini, Julian Nagelsmann melakukan evaluasi permainan tim dan menyiapkan strategi yang terbaik pada setiap pertandingan yang akan dilakukan.

Selain itu, sistem teknologi ini memberikan kepercayaan yang besar terhadap seorang analis video dalam menyiapkan analisis permainan dari tim lawan yang akan dihadapi pada pertandingan berikutnya.

Penggunaan sistem teknologi ini merupakan pondasi awal terhadap sistem pelatihan pada masa yang akan datang. Satu sisi positif dari teknologi kepelatihan ini adalah dapat mengurangi konflik yang timbul antar pemain dan pelatih dan dapat menurunkan kekisruhan dalam tim yang dipimpinnya.

Secara keseluruhan, kepemipinan (leadership) dari seorang pelatih sepakbola memberikan pembelajaran bahwa untuk menciptakan leader yang berintegritas dan pekerja keras dan mencapai hasil yang diinginkan tidak mudah dan perlu proses panjang serta dukunganyang besar dari pengikut (follower).Pengintegrasian dengan teknologi membantu seorang leader dalam mengurangi terjadinya konflik dalam suatu organisasi dan menciptakan inovasi dalam percepatan analisis suatu data.

Untuk mencapai suatu tujuan organisasi, tipe kepemimpinan yang jujur, berintegritas dan pekerja keras ini patut dikedepankan dengan mengintegrasikan inovasi dalam analisis data yang telah tersedia untuk mengatasi permasalahan serta tantangan yang akan dihadapi.

Dengan integrasi kepemimpinan ini diharapkan "lahir" pemimpin yang berintegritas dan pekerja keras seperti seorang Alex Ferguson dan inovator seperti Julian Nagelsmann.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun